Pilo Poly Luncurkan Kumpulan Cerpen Sejarah Konflik Aceh “Sepatu dari Masa Lalu”

waktu baca 3 menit
Saifullah S alias Pilo Poly. (Foto: Dok. Pribadi)

Theacehpost.com | JAKARTA – Penyair asal Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), Saifullah S atau akrab disapa Pilo Poly merilis karya anyarnya.

Pada akhir tahun kemarin, penulis buku Puisi Arakundoe tersebut meluncurkan buku kumpulan cerita pendek (cerpen) berjudul ‘Sepatu dari Masa Lalu’.

“Ini adalah kumpulan cerpen perdana saya, dan diterbitkan oleh penerbit LovRinz,” kata Pilo kepada theacehpost.com, Minggu, 17 Januari 2021.

Pilo mengatakan, dalam buku tersebut terdapat 19 judul. Hampir semua isi buku ini menceritakan kisah konflik Aceh di masa silam.

“Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang sudah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga saya dapat menyelesaikan buku
kumpulan cerpen Sepatu dari Masa Lalu ini,” imbuhnya.

banner 72x960

Pilo mengatakan, isi buku tersebut sedianya adalah cerpen-cerpen yang pernah dirinya kirim ke berbagai media massa, ada yang sudah termuat di koran, dan media online (daring).

Dia menjelaskan, karya terbarunya ini dicetak terbatas oleh salah satu penerbit. Namun, jika ke depan ada pula yang menghendaki buku ini, dirinya akan mengusahakan untuk dicetak ulang sesuai pemesanan.

“Selain dicetak terbatas, buku Kumcer (kumpulan cerita) ini juga dapat dinikmati secara daring, atau online. Karena buku tersebut sudah tersedia pula di Google Play Store. Kawan-kawan dapat memiliki buku tersebut secara eBook, atau pesan langsung dengan saya,” kata dia.

Biodata penulis

Pilo Poly adalah nama pena dari Saifullah S. Ia lahir di Bandar Baru, Pidie Jaya (Pijay), Aceh, 16 Agustus 1987.

Beberapa karya puisi dan cerpennya telah dimuat di berbagai media massa seperti Majalah Story, Tabloid Gaul, Serambi Indonesia, Harian Aceh, Batak Pos, Waspada Medan, Harian Fajar Makassar, Harian Cakrawala Makassar, Majalah Online Radar Seni, Majalah Best Tangsel, Atjehpost, Atjehtime, Majalah KISS, Buletin Mantra dan Koran Tempo.

Puisi dan cerpennya juga tercantum dalam antologi bersama seperti Antologi Puisi Senyum Bidadari Kecil (2011), Antologi Cerpen Israel Di Mata Kami (2012), Antologi Cerpen Jatuh Cinta Pada Palestina (2012), Antologi Puisi Sang Jejak (2012), Antologi Puisi Presiden untuk Presidenku (2012), dan Antologi Puisi Ayat-Ayat Rindu (2013).

Kemudian, Antologi Puisi Kata Mereka Tentang Cinta (2013), Antologi Cerpen Cinta Dalam Koper (2013), Antologi Nonfiksi 19 Jurus Mabuk Penulis Sukstres (2015), Antologi Puisi Matahari Cinta Samudera Kata (2016), Antologi Puisi Pasie Karam (2016), dan Antologi Puisi Tifa Nusantara 3 Marabahan: Ije Jela (2016).

Lalu, Antologi Puisi “1550 MDPL” (2016), Antologi Biografi Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017), Antologi Puisi Soekarno, Cinta dan Sastra (2018), Antologi Puisi Jejak Hang Tuah (2018), dan Antologi Puisi A Skyful of Rain (2018), Seperti Belanda (2020), Pashmina Merah Jambu (2020).

Buku puisi tunggalnya adalah Yusin dan Tenggelamnya Keadilan (2014), Sehelai Daun yang Merindukan Ranting (2016), dan ARAKUNDOE (2018). Sepatu dari Masa Lalu (2021) adalah Kumpulan Cerpen perdananya.

Pada 2017 lalu, dia terpilih sebagai salah satu penerima Beasiswa Tempo Institute angkatan V dari 300 peserta yang diseleksi. Kini dirinya menetap dan bekerja di Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta.

Akhir 2020, dirinya bersama wartawan senior Murizal Hamzah menginisiasi pembuatan Antologi Puisi Seperti Belanda, dari Konflik Aceh ke MoU Helsinki dan mengajak banyak penyair nasional di dalamnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *