Pertanyaan Sehari-hari Penduduk Gaza: Apakah Kamu Masih Hidup?

Warga Palestina memeriksa rumah mereka yang hancur setelah serangan udara Israel semalam di Rafah pada 14 Mei 2021. (Foto: Ismael Mohamad/UPI)

Theacehpost.com | GAZA – Hanya sekitar 20 kilometer jarak yang memisahkan Gaza City dengan kota perbatasan Askhelon di Israel bagian selatan, tetapi dampak dari konflik Israel dan Palestina sangat berbeda di kedua sisi perbatasan.

banner 72x960

Selama seminggu terakhir, pembicaraan Bissan Ouda dengan teman-temanya di grup WA hanya berkisar soal keselamatan diri mereka masing-masing.

“Apakah kamu masih hidup? Apakah ada bom yang jatuh di sekitar tempatmu?,” ujarnya seperti dilansir ABC News, Rabu, 19 Mei 2021.

Dia meminta teman-temannya untuk tidak sering berdiri di dekat jendela atau tidak keluar rumah.

Di saat dia mendengar suara pesawat tempur dari kejauhan, Bissan Ouda, perempuan berusia 22 tahun di Gaza City ini bertekad untuk tetap tegar.

Dia berusaha tidak menangis di depan orang-orang yang dikasihinya, padahal keadaan di sekelilingnya sangatlah mengerikan.

Hari ini Bissan mengatakan kepada adik perempuannya bahwa dia menyayanginya, ucapan spontan sebagai tindakan berjaga-jaga mungkin keesokan harinya mereka tidak bertemu lagi.

“Dia bilang jangan cengeng dan jangan terlalu dramatis,” kata Bissan.

Sejak awal minggu lalu kelompok pejuang hamas di Gaza sudah meluncurkan ratusan roket ke arah Israel dan militer Israel melakukan balasan dengan serangan udara.

Ini adalah konflik paling sengit yang terjadi di kawasan tersebut sejak tahun 2014.

Bissan Ouda menghabiskan sebagian besar waktunya minggu ini di rumah saja.

Suara serangan udara Israel setiap malam membuatnya susah tidur.

Suara ledakan semakin dekat terdengar.

“Saya bisa mendengarnya, dan saya hanya bisa menunggu dan berdoa,” kata Bissan.

“Saya betul-betul takut. Anda tidak bisa membayangkan situasi seperti ini.” katanya.

Hanya sekitar 20 km yang memisahkan apartemen Bissan Ouda di Gaza City, dengan permukiman tempat Billy Adiv tinggal di Ashkelon, kota pelabuhan Israel yang terletak di sebelah utara Jalur Gaza.

Di sana, saat kembali ke rumahnya dari latihan senam Pilates, Adiv mendengar suara sirine serangan udara, hal yang sudah biasa didengarnya.

Ini berarti ada roket yang diluncurkan dari Gaza.

“Saya mendengar suara benda berat, seperti 10 ton besi, berbenturan,” kata Adiv.

“Saya berkata dalam hati, Oh Tuhan, sekarang ini terjadi di sini.”

Ashkelon dan kota-kota di dekatnya seperti Ashdod dan Sderot sering menjadi sasaran serangan udara oleh kelompok Hamas di Gaza karena lokasinya yang dekat dengan perbatasan.

“Hanya diperlukan waktu 30 detik bagi roket dari Gaza untuk mencapai sasarannya, membuat warga setempat hanya punya sangat sedikit waktu untuk masuk ke lubang perlindungan di dalam rumah atau yang tersebar di beberapa tempat di kota.

“Ini bukan Tel Aviv dimana mereka punya waktu satu menit. Jadi kami masuk ke tempat perlindungan, di sana kami aman,” kata Adiv.

Adiv sudah hidup dalam suasana seperti ini selama lebih dari 10 tahun.

“Kami sudah melakukannya lima kali sejak tahun 2008. Saya bisa mengatakan saya tidak pernah tidur nyenyak di malam hari,” ungkapnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *