Pertamina Setor PAD Rp171,3 Miliar ke Aceh

waktu baca 3 menit
Ilustrasi. (Foto: Pertamina.com)
banner 72x960

Theacehpost.com | BANDA ACEH – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I telah memberikan setoran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang merupakan pendapat asli daerah kepada Pemerintah Aceh. 

Besaran dana yang diberikan dari pajak periode Januari-Juni 2020 yakni Rp171,3 miliar.

“Periode Januari hingga Juli tahun ini, Pertamina MOR I membukukan setoran PBBKB kepada Aceh senilai 171,3 miliar rupiah. Hal tersebut tertuang dalam hasil rekonsiliasi yang dilakukan oleh Pertamina MOR I dengan Badan Keuangan Daerah Provinsi Aceh pada rapat daring bulan Agustus lalu,” kata Unit Manager Comm, Rel & CSR MOR I, M Roby Hervindo, melalui keterangan tertulis, Rabu, 30 September 2020.

Roby menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh turun 1,82 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi Aceh masih terbilang lebih baik dibanding nasional walau terdampak pandemi. 

“Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh yang dirilis Agustus lalu, untuk triwulan kedua tahun 2020 ini,” ujarnya.

Pandemik COVID-19 memaksa mobilitas masyarakat berkurang. Himbauan tinggal dan bekerja dari rumah, berimbas pula pada penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di awal masa pandemik. Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I mencatat penurunan konsumsi BBM sempat menyentuh angka 30 persen.

Dampak pandemik pada sektor transportasi, menjadi penyebab setoran PBBKB Januari – Juli 2020 turun tipis 5,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun laju penurunan dihambat dengan tren positif meningkatnya konsumsi bahan bakar berkualitas.

“Hingga Juli 2020, porsi konsumsi Pertamax cs meningkat ketimbang Premium. Jika dibandingkan periode sama 2019, konsumsi Pertamax cs bertambah empat persen. Sebaliknya konsumsi Premium turun 12,5  persen. Ini berkontribusi besar bagi PBBKB, karena nilai pajak Pertamax cs lebih besar dibanding Premium,”  jelas Roby.

Apabila tren positif meningkatnya konsumsi Pertamax cs ini dapat terus dipertahankan, tak mustahil setoran PBBKB juga akan bertumbuh. Apalagi sejak diterapkannya program pemasangan stiker sebagai identitas kendaraan yang berhak mengkonsumsi BBM subsidi di wilayah Aceh.

Pertamina mencatat sekitar sebulan sejak diterapkannya program pemasangan stiker di Aceh, konsumsi rerata harian Pertamax cs  mengalami peningkatan. Sebaliknya konsumsi Premium mengalami penurunan mencapai 4,3 persen jika dibandingkan sebelum program pemasangan stiker.

“Dampak program stiker, kami melihat ada perubahan perilaku konsumsi ke arah BBM berkualitas. Pergeseran konsumsi 95 persen ke Pertamax, 5 persen ke Pertamax Turbo. 

Itu sebabnya Pertamax Turbo  mengalami kenaikan tertinggi 27 persen, disusul Pertamax yang naik 14 persen, kemudian Pertalite naik tipis 0,5 persen dibandingkan sebelum program pemasangan stiker,” ungkap Roby.

Tren positif serupa juga terjadi pada segmen BBM diesel. Peningkatan tertinggi terjadi pada Dexlite yang mencapai 124 persen. Disusul Pertamina Dex yang naik 44 persen dibandingkan sebelum program.

“Ini menandakan program stiker mulai menunjukkan dampak positif. Pergeseran konsumsi dari BBM subsidi dan Premium, menggambarkan masyarakat mampu yang tak mau ditempel stiker, beralih menggunakan BBM berkualitas. Tentunya ini akan membawa dampak positif bagi konsumen, karena mesin kendaraan lebih awet dan efisien. Impak lainnya, mendorong perekonomian Aceh melalui setoran PBBKB,” pungkas Roby.

Penulis: Mhd Saifullah

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *