Negeri yang Berkah dalam Skenario Peradaban Aceh

waktu baca 4 menit
banner 72x960

Oleh Teuku Zulkhairi

Banyak kita temukan kata-kata berkah dalam literatur Islam. Dalam Alquran maupun hadis. Tekanan Islam dalam kata-kata “berkah” ini menggambarkan tujuan penting yang mesti dicapai oleh setiap muslim dalam hidupnya. Atau oleh sebuah bangsa dalam eksistensinya mengelola dunia.

Dari penjelasan para ulama dapat kita pahami bahwa berkah ini adalah situasi yang sangat ideal. Berkah dalam suatu pekerjaan, umur, keadaan, tempat, harta, ilmu, kehidupan, penghasilan dan sebagainya yang berkaitan dengan kehidupan kita di dunia. Keberkahan menunjukkan suatu keadaan atau nilai yang paling ideal dan paling penting.
Sebab, keberkahan ini menandakan bahwa kita telah mencapai sesuatu dengan seharusnya berdasarkan kehendak Allah Swt. Dengan demikian maka nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt akan ditambahkanNya.
Ini menunjukkan pentingnya kita meraih keberkahan dalam semua sendi kehidupan kita. Keberkahan dalam hidup kita sebagai pribadi maupun kita sebagai entitas bangsa.
Bagi pribadi kita, ketika kita meraih keberkahan, dalam ilmu misalnya, jika ilmu kita berkah, maka ilmu kita akan bermanfaat untuk diri kita dan orang lain. Untuk dunia maupun akhirat kita. Dan ilmu itu juga akan terus bertambah.

Contoh lain dalam hal rizki. Berkahnya rizki kita ditandai dengan kemanfaatannya untuk dunia dan akhirat kita. Rizki yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat kita ini juga tidak berkurang dan bahkan selalu bertambah. Bermanfaat untuk dunia kita maknanya dengan rizki ini kita dapat hidup secara berkecukupan. Bermanfaat untuk akhirat kita maknanya bahwa rizki kita ini juga akan dapat menolong kita di hari akhirat karena kita menolong menginfakkannya di jalan Allah Swt.

Berkah dalam hal umur misalnya. Umur yang berkah adalah umur yang memberi manfaat untuk dunia dan akhirat kita. Artinya di dunia ia memanfaatkan umurnya untuk hal-hal yang berguna, dan di akhirat ia bisa selamat karena dapat menggunakan umurnya di masa hidup sesuai dengan kehendak Allah Swt.
Jadi, bagi pribadi kita, berkah ini penting karena hadirnya keberkahan akan membuat apa yang kita memiliki semakin bermakna untuk dunia dan akhirat kita. Bermanfaat dalam makna yang sesungguhnya, yaitu manfaat dunia dan juga akhirat. Plusnya, ketika kita meraih keberkahan, maka nikmat-nikmat tersebut akan ditambahkan, tidak akan berkurang.
Sementara itu, berkah dalam kaitannya dengan sebuah negeri, menunjukkan keadaan sebuah negeri yang aman, makmur dan sentosa. Tidak akan kekurangan makanan. Aman karena tidak ada rasa takut. Sebab negeri itu dijaga oleh Allah Swt. Makmur dan sentosa karena kebutuhan penduduk-penduduk di negeri itu dicukupi oleh Allah Swt. Sedangkan penghuni negeri itu diampuni dosa-dosanya oleh Allah Swt. Dan itulah yang dalam Alquran disebut sebagai negeri “Baldatun Thaibatun wa Rabbun Ghafur”.

Inilah negeri Aceh yang kita cita-citakan dalam skenario peradaban Aceh. Siapa yang tidak merindukan negeri idaman seperti itu?

Pertanyaan sekarang adalah, bagaimana kita meraih keberkahan dari Allah Swt itu? Tentu banyak caranya. Baik sebagai pribadi maupun sebagai bangsa. Bagaimana agar umur kita berkah, ilmu kita, penghasilan kita, pekerjaan kita dan lain-lain sebagainya agar bisa berkah, semuanya telah banyak diterangkan dalam banyak penjelasan para ulama.

Tapi bagaimana mewujudkan negeri Aceh yang berkah? Keberkahan sebagai sebuah entitas bangsa? Maka kalau kita membaca petunjuk Alquram, keberkahan sebuah negeri akan diperoleh tatkala penduduk di negeri tersebut beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.

Jadi syarat sebuah negeri diberikan keberkahan oleh Allah Swt dari langit maupun bumi adalah “Iman dan Taqwa”. Mau zaman sudah modern macam apapun, sudah secanggih manapun, tapi dua syarat ini adalah abadi. Diabadikan oleh Allah Swt dalam Alquran surat Al-A’raf ayat 96. Allah Swt mengatakan: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Dua syarat itu mesti kita penuhi bukan saja agar negeri kita diberkahi oleh Allah Swt yang dengan demikian kita akan aman sentosa, namun juga penting kita penuhi agar ancaman siksa dari Allah Swt dapat dijauhkan dari negeri kita.

Insya Allah kita akan membahas esensi iman dan taqwa pada edisi berikutnya. Khsuusnya tentang bagaimana membawa iman dan taqwa dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bangsa. Dalam apapun posisi kita di dunia ini. Semoga Allah Swt memberikan kita umur panjang dan berkah. Amiin ya Rabb

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *