Musabaqah Qiraatil Kutub Tingkat Provinsi Aceh Resmi Bergulir

waktu baca 3 menit
Perwakilan Forkopimda Aceh menabuh rapai secara bersama sebagai penanda lomba MQK-II Aceh tahun 2021 resmi bergulir, Rabu, 13 Oktober 2021, malam. (Foto: Dok. Theacehpost.com)
banner 72x960

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT melalui Asisten I Pemerintah Aceh Bidang Pemerintahan dan Keistimewaan Aceh, M Jafar, resmi membuka Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK)-II Tahun 2021 di Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh, Rabu malam, 13 Oktober 2021.

Kegiatan yang digagas Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Dayah Aceh ini diikuti 20 kabupaten/kota se-Aceh dan akan berlangsung hingga Sabtu, 16 Oktober mendatang.

Dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Dayah Aceh, Zahrol Fajri SAg MH, menyampaikan pelaksanaan MQK ini merupakan bagian dari   ekstrakurikuler santri dalam rangka menyediakan ruang publik bagi santri Aceh untuk berekspresi dan aktualisasi diri.

Meskipun masih dalam suasana pandemi Covid-19, Zahrol meyakini kegiatan ini tidak menyurutkan semangat para peserta, walaupun tidak semeriah tahun sebelumnya.

“Kami mengharapkan kepada semua yang terlibat dalam kegiatan ini untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menerapkan pola 5 M,” pinta Zahrol.

Pada MQK kedua ini, diperlombakan 10 cabang, yaitu Tingkat Ula 2 cabang (ahklak dan tauhid), Tingkat Wustha 4 cabang (Fiqh, Tarikh, Tafsir dan Hadist) dan Tingkat Ulya 4 Cabang (Nahwu, Ushul Fiqh, Ilmu Tafsir dan Balaghah), dengan total peserta 380 orang, pendamping 80 orang dan ofisial 80 orang.

Kemudian, untuk hadiah para juara, panitia menyediakan piala dan dana pembinaan kepada Juara I sebesar Rp 20 juta, Juara II Rp 15 juta, Juara III Rp 12 juta.

“Sedangkan Juara Harapan I senilai Rp 10 juta, Juara Harapan II Rp 8 juta dan Juara Harapan III Rp 6 juta. Total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp 1,4 Milyar lebih,” ungkap Zahrol selaku Ketua Panitia MQK-II Tingkat Provinsi Aceh.

Sementara itu, dalam sambutan Gubernur Aceh yang disampaikan Asisten I Pemerintah Aceh Bidang Pemerintahan dan Keistimewaan Aceh, M Jafar,  berterima kasih dan mengapresiasi panitia pelaksana serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan penyelenggaraan MQK tahun ini.

Gubernur menilai, event MQK memiliki makna yang sangat penting, dalam rangka mendorong semangat para santri dayah atau pesantren untuk gemar, mahir membaca, serta mempelajari kandungan kitab kuning berbahasa Arab.

“Kita mesti melihat bahwa esensi pergelaran perlombaan ini, di samping sebagai sarana meningkatkan kecintaan para santri kepada kitab kuning, juga sebagai ajang memperkuat ukhuwah dan mempererat silaturahim antar sesama santri. Sehingga, diharapkan akan melahirkan kesadaran kita untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat,” ucap M Jafar.

Kemudian, Gubernur berpesan kepada seluruh partisipan MQK-II untuk tetap menerapkan dan menjaga protokol kesehatan Covid-19.

“Meskipun demikian, kita berharap kegiatan ini tetap dapat menambah minat para santri untuk terus meningkatkan kemampuan dalam membaca kitab, serta mengupayakan agar kandungan dan isi kitab kuning benar-benar tertanam dalam dan pikiran dan hati para santri,” ujarnya.

Pemerintah Aceh meyakini, perlombaan ini dipastikan dapat menjadi salah satu sarana untuk menjaga kemurnian warisan ulama dan para guru, melalui tradisi membaca, mengkaji dan menalaah kitab kuning, sehingga akan tetap terawat eksistensinya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

“Upaya menjaga kemurnian tradisi inilah yang menjadi misi dan tujuan penting Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh untuk mengadakan MQK- II Tahun 2021 ini,” sebutnya.

Terakhir, Gubernur berharap MQK ini bisa menjadi sarana keilmuan yang efektif dalam upaya mengasah kemahiran membaca kitab kuning.

Pasalnya, unsur kemahiran dalam membaca dan menelaah, menjadi kata kunci untuk memahami isi dan kandungan dalam sebuah kitab sebagai referensi terhadap permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

“Kami berharap agar pelaksanaan event MQK-II tahun ini bukanlah sekedar mempertahankan tradisi dan menghidupkan budaya kelimuan di kalangan para santri dayah/pesantren. Namun, kegiatan ini harus berdampak positif bagi para santri, untuk sedini mungkin mempersiapkan diri menjadi ulama, teungku dan ahli ilmu agama,” pungkasnya.

Dalam acara pembukaan ini, turut dikukuhkan para dewan hakim MQK-II dan penyerahan Piala Bergilir Juara Umun MQK-I tahun 2019 oleh perwakilan Kafilah Lhokseumawe kepada Asisten I dan kemudian diserahkan ke Ketua Panitia MQK-II Aceh 2021. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

Sudah ditampilkan semua