Menparekraf Dorong Santri Manfaatkan Teknologi Pemasaran Digital, Begini Tanggapan Hipsi Aceh

waktu baca 2 menit
Ketua Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) Provinsi Aceh, Muhammad Balia SIkom. (Foto: Dok. Hipsi Aceh)
banner 72x960

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) Aceh menyambut positif usulan Menteri Pariwasata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, terkait dorongan bagi santri untuk memanfaatkan teknologi pemasaran berbasis digital sebagai upaya membuka lapangan kerja baru.

Oleh sebab itu, Hipsi mengajak seluruh pesantren di Aceh yang sudah memiliki produk UMKM agar memanfaatkan digital marketing untuk memasarkan produk-produk dayah hasil karya para santri.

Pasalnya, menurut Hipsi Aceh, cita-cita mencetak 1,1 juta lapangan kerja baru oleh Kemenparekraf RI sejalan dengan program Hipsi yang juga ingin mencetak 1 juta pengusaha santri.

“Yang paling utama adalah bagaimana meningkatkan kapasitas SDM santri dalam menggunakan digital marketing, sebagai salah satu tahapan mencetak 1,1 juta tenaga kerja seperti yang disebutkan Pak Menteri (Sandiaga Uno),” ujar Ketua Hipsi Aceh, Muhammad Balia SIkom di Banda Aceh, Kamis, 30 Juni 2022.

Ketua Hipsi Aceh menilai, perlu adanya pendataan terlebih dahulu oleh Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan Dayah Aceh terkait jumlah berapa banyak pesantren yang telah mempunyai produk UMKM.

Lanjut Balia, setelah semua terdata dengan konkrit, baru nanti dikomunikasikan dengan dinas terkait, seperti Dinas Koperasi dan UMK Aceh untuk memberikan pelatihan kepada para santri agar cakap dalam menggunakan teknologi digital.

“Diperlukan dukungan penuh dari seluruh stakeholder di Aceh, DPR Aceh dan Pemerintah Aceh, beserta pihak swasta yang memiliki keterkaitan dengan dunia dayah di Aceh. Insyaallah lapangan kerja akan terbuka lebar dan angka pengangguran khususnya di Aceh akan menurun dengan sendirinya,” tuturnya.

Hipsi Aceh juga mengajak Pemerintah Aceh dan pihak terkait untuk memberikan pelatihan berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan kemampuan kewirausahaan santri.

“Hal ini akan berguna saat santri selesai mondok, selain memiliki skill di bidang agama berupa kemampuan membaca kitab, serta mampu mengajar ngaji,” sebutnya.

Santri, kata Balia, akan mampu membuka lapangan kerja saat mereka kembali ke tengah masyarakat dengan bekal pelatihan yang diberikan oleh pemerintah seperti digital marketing dan sejumlah kemampuan lainnya untuk meningkatkan taraf hidup.

“Semua pihak perlu duduk bersama ‘supaya cakap serupa bikin’. Kami dari Hipsi Aceh siap untuk diajak bersama-sama seluruh stakeholder dalam rangka membangun dunia usaha santri yang cakap digital marketing, seperti yang diharapkan Menteri Sandiaga Uno melalui pelatihan-pelatihan yang mungkin bisa digagas Pemerintah Aceh,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *