Meniti Peluang Bangkitnya Seni Animasi di Aceh

waktu baca 4 menit
Pengukuhan Forum Animator Aceh, Minggu 12 Desember 2021. (Dok. Disbudpar)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Peluang bagi pelaku seni menjajaki proses kreatif lewat karya animasi di Aceh, tampaknya kian terbuka. Terbentuknya Forum Animator Aceh, dapat dilihat sebagai upaya menjaga asa bagi perkembangan seni animasi di Tanah Rencong.

Dalam pertemuan bersama puluhan animator yang berlangsung di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh sejak Sabtu lalu, Koordinator Forum Animator Aceh, Tazkiyatun Nufus mengapresiasi kesediaan para animator untuk bisa berkumpul dan mendiskusikan berbagai hal terkait inovasi, kreativitas serta rencana-rencana baru untuk mendukung kiprah animasi di Aceh.

Melalui forum itu juga, para animator nantinya bakal memprogramkan pertemuan rutin dengan sejumlah pakar animasi, baik lokal maupun nasional.

“Kita akan adakan sharing session dengan para animator expert. Tak cuma itu, teman-teman juga nanti selama setidaknya dua kali setahun perlu mengikuti pendalaman skill bidang animasi,” kata Nufus kepada Theacehpost.com, Minggu 12 Desember 2021.

Dengan serangkaian kegiatan yang bakal rutin mereka adakan mulai tahun mendatang, Nufus ingin forum tersebut menjadi ruang bagi animator mengasah kemampuan mereka untuk bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

banner 72x960

“Sekarang baru beranggotakan 20 orang, semoga ini bisa terus bertambah. Yang terpenting kita perlu saling kolaborasi,” ujarnya lagi.

Di sisi lain, ia mengakui pembentukan Forum Animator Aceh ini sebenarnya dilatar belakangi minimnya produksi karya-karya animasi, khususnya di Aceh. Sementara, teknologi informasi terus berkembang cepat, medium ekspresi seni muncul kian beragam, sehingga mempengaruhi cara-cara penerimaan gagasan di tengah publik saat ini.

“Sudah banyak karya-karya dokumenter maupun fiksi yang diproduksi putra-putri Aceh, kemunculannya menyedot perhatian dan apresiasi secara meluas. Hal ini menarik jika disambut juga dengan inisiasi mengembangkan film animasi,” kata Nufus.

Ia juga menimbang, sumber daya manusia di Aceh terutama dari kalangan pemuda, terbilang cukup produktif di bidang ini.

“Hanya saja belum bernaung di satu wadah yang bisa saling support dan memang sudah saatnya terhubung satu sama lain, maka dari itu forum animator kita bentuk, untuk menularkan dukungan dan berbagi kepada teman-teman pegiat seni animasi,” imbuhnya.

Lebih jauh di kancah nasional, jagat animasi baru saja menemukan momentum terbaiknya dalam beberapa tahun terakhir. Film ‘Nussa’, sebuah sajian drama keluarga Indonesia tahun 2021 yang diproduksi The Little Giantz bersama Visinema Pictures, berhasil menyabet Piala Citra untuk kategori film animasi panjang terbaik di Festival Film Indonesia 2021.

Keberhasilan Nussa dibanjiri apresiasi, sekaligus memantik semangat bagi para animator di seluruh penjuru tanah air. Di Aceh sendiri, kata Nufus, film ini sangat menginspirasi.

“Kita menyadari ternyata pengaruh transfer nilai dari film tersebut besar sekali ke khalayak, sehingga gaungnya terus disambut positif, film animasi di Indonesia bisa sangat bersaing dan tak kalah dengan animasi luar. Ini yang menjadi penyemangat bagi kami,” terang Nufus.

Namun dirinya juga menyadari tantangan ke depan. Untuk bisa memproduksi karya animasi butuh banyak tenaga dan waktu yang tidak sedikit.

“Akan membuat jenuh, karena memang produksi film animasi itu butuh proses panjang, jadi mengerjakannya harus dengan passion, harus menikmati aktivitas tersebut, bukan sebatas memandangnya sebagai pekerjaan saja,” pungkasnya.

Perlu Konsisten

Filmmaker Aceh, Masridho Rambey, memuji keseriusan dari para animator Aceh. Menurutnya, butuh soliditas dan konsistensi untuk mengembangkan sebuah jenis karya seni, terlebih animasi.

Sedangkan terkait peluang industri animasi di Aceh, Ridho menggaris bawahi beberapa kendala yang perlu dipertimbangkan. Di antaranya, pendidikan seni animasi yang masih minim serta industri yang kurang mendukung. Selain itu, wadah untuk menaungi kepentingan seni tersebut juga nyaris belum ada.

“Maka pembentukan Forum Animator Aceh, adalah langkah yang sangat baik,” kata Ridho kepada Theacehpost.com, Minggu 12 Desember 2021.

Usai mengisi materi dalam kegiatan diskusi bersama para animator, Sabtu 11 Desember 2021 lalu, Ridho mengaku ada optimisme yang muncul. Para animator, kata dia, memiliki kelebihan di bidang masing-masing dan mau bergabung dalam satu forum.

“Dengan adanya forum tersebut, para animator bisa bekerja secara tim, untuk bisa saling melengkapi saat proses berkarya, karena untuk menciptakannya butuh tenaga yang sangat banyak,” ujarnya.

Ia berharap perkembangan seni animasi juga bisa memanfaatkan iklim perfilman Aceh yang kini tengah menggeliat. Ridho menilai, potensi para sineas di Aceh bisa sangat kompetitif hingga ke tingkat nasional.

“Kita di Aceh masih berlimpah potensi budaya untuk digali lebih dalam, jadi jangan terus melihat budaya orang lain, di daerah kita sendiri banyak sisi yang bisa direkam secara visual dan menarik di mata nasional,” ujarnya.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *