Menikmati Sensasi ‘Nen’ di Pantai Meulaboh

waktu baca 3 menit
Kopi nen, salah satu varian kopi khop yang semakin populer di Meulaboh.


ACEH bukan hanya kaya adat istiadat tetapi juga kuliner. Ada ratusan kuliner unggulan di provinsi ini, baik hasil modifikasi maupun warisan nenek moyang (endatu). Bahkan sejak beberapa tahun terakhir, penikmat kopi memiliki pilihan sensasi lain, yaitu kupi khop di Meulaboh. Dalam perkembangannya, ternyata kupi khop yang populer sejak 2014 telah melahirkan setidaknya tiga varian; kupi tower, kupi tubrok, dan kopi nen. Penyebutan nama kupi nen sempat mengagetkan rombongan Pengurus PWI Aceh yang singgah di pusat kuliner Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan (Meulaboh), Aceh Barat, Senin, 27 Desember 2021. Lalu, apa sebenarnya kupi nen? Mengapa namanya nen? Padahal dalam Bahasa Aceh, nen adalah (maaf) payudara. Meski agak tabu diucapkan, tapi minum (sedot) nen semakin populer. “Abang mau nen juga?” begitu tawaran seorang pelayan warkop di lokasi wisata Batee Puteh (tugu Teuku Umar), Meulaboh, kepada Theacehpost.com.


Pria muda yang tak sempat ditanyakan siapa namanya itu terlihat sibuk melayani tamunya yang memesan makanan dan minuman.

Dia juga sangat serius ketika menjelaskan beberapa jenis kopi di warungnya.

Ketika si pelayan menyebut nama kopi nen, langsung saja rombongan PWI Aceh kaget.

“Wow tampaknya perlu dicoba nih. Saya pesan nen hangat,” ujar seorang anggota rombongan.

banner 72x960
Seorang penikmat kopi sedang menyedot sensasi nen di pusat kuliner di Pantai Batee Puteh, Meulaboh.

Ternyata yang namanya kopi nen itu tidak ada hangat atau dingin, tetapi panas seperti kopi pada umumnya.

Si pelayan menjelaskan, penyajian kopi nen sama dengan kopi khop (posisi gelas telungkup di dalam piring). Bedanya, kopi nen dicampur susu.

Ditanya kok bisa namanya nen, si pelayan mengaku tak tahu termasuk tidak tahu siapa yang mempopulerkan pertama sekali.

Kopi nen semakin populer di warkop-warkop di Meulaboh termasuk di lokasi wisata.

Ketika menyebut nama nen, terdengar biasa saja, tidak lagi berkonotasi negatif, apalagi malu diucapkan, karena nen adalah kopi, bukan (maaf) payudara.

Begitulah, ketika kopi nen terhidang, si pelayan mengedukasi pelanggannya tentang cara menikmati.

Kopi nen tak ubahnya kopi khop. Bedanya kopi nen ada campuran susu.  Kopinya juga tidak disaring tetapi lansung diseduh bubuknya.

Seduhan kopi plus susu disajikan dalam gelas standar ukuran lebih kurang 200 cc. Gelas berisi kopi susu itu ditelungkupkan dalam piring. Ada satu media lain yang disediakan, yaitu pipet.

Menikmati kopi nen sama dengan kopi khop. Pipet berfungsi untuk menyedot kopi dari dalam gelas.

Agar kopi dari dalam gelas keluar ke piring, posisi gelas harus dimiringkan sedikit. Bersamaan dengan itu harus ada tiupan dari pipet agar ampas kopi dan susu di dalam gelas ‘terblender’ sempurna. Pada saat bersamaan, sedotlah, nikmati sensasinya. Sensasi nen yang luar biasa. []

 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *