Mengungkap Sisi Lain Jenderal AM

waktu baca 3 menit
Mayjen TNI (Purn) Achmad Marzuki bersiap melakukan prosesi pelantikan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh dalam Rapat Paripurna DPRA di Gedung Utama DPR Aceh, Kota Banda Aceh, Rabu, 6 Juli 2022. (Foto: Eko Deni Saputra/Theacehpost.com)

RABU pagi, 6 Juli 2022, Mayor Jenderal TNI (Purn) Achmad Marzuki resmi mengemban tugas sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Aceh menggantikan Ir. H. Nova Iriansyah yang mengakhiri masa bakti pada 4 Juli 2022. Achmad Marzuki yang akrab disapa Jenderal AM dilantik oleh Mendagri, Muhammad Tito Karnavian pada Rapat Paripurna DPR Aceh Tahun 2022 di ruang utama Gedung DPR Aceh di Banda Aceh.

‘Jenderal AM’ memang bukan orang baru di Aceh. Perwira tinggi TNI lulusan angkatan 1989, kelahiran Bandung, 24 Februari 1967 ini pernah menjabat Pangdam Iskandar Muda (IM) sejak 18 November 2020 hingga 17 November 2021.

“Beliau sosok perwira tinggi yang gampang bergaul dengan siapa saja. Tetapi ada pantangan yang tak boleh dilanggar, termasuk oleh wartawan,” begitu pengakuan sejumlah pekerja pers kepada Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin yang juga Pemred Theacehpost.com di sela-sela menyaksikan prosesi pelantikannya sebagai Pj Gubernur Aceh.

Seorang wartawan di Banda Aceh mengaku mendapatkan banyak pengalaman dari Mayjen Achmad Marzuki ketika mantan Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 3/Kostrad tersebut menjadi Panglima Kodam IM.

“Saya sering meliput dan memberitakan kegiatan Kodam IM ketika Pangdam-nya Pak Achmad Marzuki. Beliau sangat jarang muncul langsung di depan wartawan (termasuk di depan kamera televisi). Hampir semua informasi keluar dari satu pintu (Pendam),” ujar si wartawan.

banner 72x960

Beberapa sumber lainnya dari kalangan jurnalis juga menceritakan, perwira tinggi yang dikenal dengan panggilan Jenderal AM tersebut juga sangat menjaga etika, termasuk dalam pengambilan foto, apalagi dengan kamera HP.

“Beliau sangat akrab dengan wartawan, tetapi tidak suka tampil di depan kamera,” kenang seorang wartawan anggota PWI.

Pewarta foto, Eko Deni Saputra menilai jenderal bintang dua itu memang tak suka menonjol di media, tetapi bukan berarti tertutup.

“Kalau pun beliau tak suka tampil di depan kamera, bukan berarti menutup akses informasi, tetapi bisa jadi beliau ingin memungsikan staf terkait seperti Penerangan. Beliau lebih senang wartawan mempublikasikan tugas prajuritnya atau para Babinsa di daerah, yang sehari-hari melekat dan menolong masyarakat,” ujarnya.

Singkat kata, lanjut Eko, sosok AM jauh dari pemberitaan namun banyak bekerja, tegas dan aksi sosialnya tinggi.

“Beliau juga dikenal dekat dengan ulama, dan sering mengingatkan kalau ingin berhasil dalam memimpin, maka dekat dan dengarkan apa yang disampaikan ulama,” ujar editor media siber Theacehpost.com tersebut.

Kini, Mayjen TNI (Purn) Achmad Marzuki kembali ke Aceh untuk menjalankan tugas sebagai Pj Gubernur. Harus diakui, banyak tugas berat yang sudah menunggu Jenderal AM, termasuk memerangi kemiskinan.

Isu kemiskinan Aceh—baik sebab maupun solusinya—begitu masifnya dibicarakan oleh berbagai kalangan di provinsi ini—setidaknya dalam dua tahun terakhir.

Isu itu pula yang sempat disemburkan oleh seorang dari serombongan wartawan yang menghadang Pj Gubernur Aceh ketika hendak meninggalkan Gedung DPRA seusai pelantikan. Saat hendak menaiki mobil dinasnya, terdengar pertanyaan, “Soal kemiskinan di Aceh apa komentar Pak Gubernur?”

Mendapat ‘serangan’ dadakan bertema kemiskinan itu—ketika belum sampai satu jam mengemban jabatan sebagai Pj Gubernur Aceh—Achmad Marzuki menjawab, “Sore ini kita akan ngumpul dengan seluruh SKPA. Kita lihat dululah semuanya. Nanti kita sampaikan kemudian ya.” []

Baca juga: FOTO: Pelantikan Achmad Marzuki, Pj Gubernur Aceh

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *