Kolaborasi UI, USK, BFLF Produksi Inkubator Bayi Gratis, Pertama di Sumatra

waktu baca 3 menit
banner 72x960

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia bekerjasama dengan USK dan UI berhasil memproduk inkubator bayi yang dapat digunakan secara gratis. Produk ini diklaim sebagai yang pertama di Sumatra.

Ketua Yayasan BFLF, Michael Octaviano melakukan serah terima Inkubator bayi untuk dikelola oleh yayasan dan akan dipinjamkan secara gratis bagi bayi-bayi yang  membutuhkan, Rabu, 6 Oktober 2021.

Kapada Theacehpost.com, Michael menceritakan, program inkubator ini dibuat berdasarkan kerja sama antar BFLF.

Menurut Michael, program ini bermula ketika salah satu relawan BFLF Ratna Sary, ST, MT yang juga dosen Prodi Teknik Mesin selaku Penanggung Jawab Mini Factory Inkubator menginformasikan bahwa Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA telah mengembangkan inkubator bagi bayi yang dapat digunakan secara gratis.

Peluang tersebut tidak disiakan-siakan oleh BFLF yang kemudian melakukan kerja sama dengan Yayasan Bayi Prematur Indonesia melalui Ratna Sary sehingga BFLF menjadi agen peminjaman inkubator gratis wilayah Aceh.

“Alhamdullilah, produk pertama inkubator terwujud dan ini merupakan salah satu prestasi bagi USK dan kami berharap dapat mendukung program pemerintah dalam mendukung bayi prematur di Aceh,” kata Michael.

BFLF, kata Michael mensuport USK untuk banyak lagi mencetak alat inkubator sehingga dapat disebarluaskan ke seluruh daerah di Aceh.

“USK telah membuktikan bahwa di tengah pandemi kita tetap bisa berkarya, semoga ke depan bersinergi lagi dan secara bersama-sama dengan berbagai lembaga yang mendukung kegiatan ini,” kata Michael.

Sebelumnya inkubator ini dibuat berdasarkan kegelisahan terhadap mahalnya biaya inkubator, kemudian USK dan UI menjalin kerjasama dengan BFLF untuk memenuhi kebutuhan alat tersebut yang akan digunakan untuk bayi secara gratis.

“kita sudah di level penelitian untuk kebutuhan masyarakat, Profesor Raldi telah memikirkan temuan ini sekitar tahun 1994 dan mulai fokus mengembangkan alat ini, kami berinsiatif membuat pabrik sendiri di Sumatra dan itu ada di Aceh,” ujar Michael.

Apabila ke depan ada donatur yang ingin mendukung pembuatan inkubator ini maka akan diproduksi.

“Selama ini saat ada yang meminjamkan inkubator saya bersama BFLF yang datang langsung untuk memastikan semuanya,” ucapnya.

Kapala Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Dr. Irwansyah ST, M.Eng berharap BFLF terus menyediakan suatu wadah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Pada saat itu tercetus alat inkubator yang dapat disebarluaskan di banyak kabupaten/kota di Aceh, kami coba kembangkan dengan jenis, tipe, dan karakter inkubator sebagaimana yang sudah dikembangkan di UI, ternyata hasil ujinya tidak berbeda dengan yang dikembangkan di UI,” kata Irwansyah.

Dikatakan Irwansyah, menjadi tanggung jawab pihaknya membuat produk aman dan fungsional.

“Mudah-mudahan yang kita pikirkan bersama UI dan kerja sama dengan BFLF bisa terus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Inilah bentuk ikhtiar kita,” demikian Irwansyah. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *