KN PRBBK XV Region Aceh Selenggarakan Diskusi Penanggulangan Bencana

waktu baca 2 menit
Ilustrasi
banner 72x960

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KN PRBBK) XV Region Aceh menyelenggarakan diskusi penanggulangan risiko bencana bertajuk Membangun Peta Jalan Menuju Resiliensi Berkelanjutan dari Praktik-Praktik Mumpuni PRBBK di Aceh.

Ketua Pengurus KN PRBBK XV Region Aceh Fahmi Rizal, menjelaskan, bentuk kegiatan diselenggarakan dalam bentuk kombinasi antara seminar dan diskusi kelompok dengan pendekatan pelibatan berbagai pihak seperti para ahli atau akademisi, perwakilan instansi pemerintah, utusan lembaga non pemerintahan, lembaga atau kelompok masyarakat, utusan lembaga pendidikan, perwakilan dunia usaha, dan perwakilan media massa.

“Penyelenggara Kegiatan ini diselenggarakan atas inisiatif pegiat penanggulangan bencana Aceh baik pemerintah dan non pemerintah sebagai bagian dari KN PRBBK XIV,” ujarnya, Banda Aceh, Rabu, 28 September 2022.

Peserta kegiatan berasal dari pentahelix kebencanaan yang ada di Aceh, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota hingga gampong. Peserta yang mengikuti kegiatan secara luring akan diundang secara terbatas maksimal 30 orang. Sedangkan peserta kegiatan daring terbuka untuk seluruh komponen pentahelix kebencanaan di Aceh maksimal 100 orang.

“Partisipan yang akan diundang diharapkan dapat mengikuti rangkaian refleksi dan memberikan masukan membangun untuk PRBBK Aceh ke depan,” lanjutnya.

Dia menambahkan, kegiatan tersebut bertujuan mendiskusikan dan mendokumentasikan praktik-praktik baik dari kegiatan-kegiatan yang menguatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat Aceh dengan implementasi PRBBK hingga sekarang. Kemudian, mendiskusikan dan menarik pembelajaran dari model-model dan aksi-aksi yang sudah diprakarsai berbagai pihak sebagai inisatif pengurangan resiko bencana di Aceh.

Selanjutnya, menguatkan jejaring gerakan PRBBK di Indonesia dan pengembangan agenda bersama untuk penguatan kolaborasi multi pihak, perwujudan resiliensi berkelanjutan, dan peningkatan ketangguhan masyarakat. Terakhir, merumuskan dan menyepakati agenda dan target pengembangan PRBBK di Aceh yang sejalan dengan agenda pengurangan risiko bencana, ketahanan iklim, dan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

“Capaian kegiatan-kegiatan ini diharapkan dapat memberikan hasil berupa peta jalan PRBBK di Aceh, sebagai produk kolektif para pihak, yang menjabarkan sasaran kebijakan, strategi pelaksanaan, target utama, dan indikator pencapaiannya,” terangnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *