Kisah Doa Ibu di Balik Medali Perunggu Olimpiade Cantika

waktu baca 2 menit
Lifter angkat besi putri masa depan Indonesia, Windy Cantika Aisah sukaes pada penampilan perdana pada cabang olahraga angkat besi Olimpiade 2020 Tokyo. Gadis yang bulan lalu genap berusia 19 tahun ini berhasil bermain tenang yang akhirnya membuka jalan kesuksesan bagi Indonesia di pesta olahraga terakbar paling bergengsi di dunia itu.(Foto: Nocindonesia)
banner 72x960

Theacehpost.com | INDONESIA – Siti Aisah tak dapat menahan air mata saat menyaksikan putrinya Windy Cantika mengharumkan Negara di Olimpaide 2020 Tokyo.

Kendati sekadar menyaksikan lewat layar kaca, Siti Aisah turut mengantar perjalanan kesuksesan Windy melalui untaian doa yang dilafalkannya dari rumah.

Saat Cantika dinyatakan meraih perunggu di kelas 49 kg putri, Siti Aisah mengaku meneteskan air mata bersama keluarganya.

Tetesan mata haru dan bahagia melihat Cantika menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali bagi Kontingen Indonesia tepat satu hari setelah upacara pembukaan Olimpiade Tokyo.

“Saya terus berdoa selama Cantika tampil. Dada saya berdetak sangat sangat kencang apalagi melihat Cantik sempat dua kali mengalami kegagalan di angkatan Snatch. Begitu Cantika meraih medali perunggu tak terasa air mata deras mengalir pipi saya. Begitu juga suami dan adik-adiknya yang sengaja berkumpul di rumah juga ikut meneteskan air mata kebahagiaan,” kata Siti Aisah, Sabtu, 24 Juli 2021.

“Semua itu terjadi karena teringat begitu beratnya perjuangan Cantika. Bukan hanya menghadapi lawan-lawannya lifter kelas dunia tetapi semangatnya yang sangat tinggi untuk bisa meraih prestasi. Padahal, Cantika itu sempat positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri selama sebulan di hotel. Kalau tidak salah kejadian itu pada bulan Desember 2020,” tambahnya.

Kini, semua perasaan deg-degan itu telah berakhir.

Keinginan Siti Aisah agar Cantika bisa lebih sukses darinya meniti karir di dunia angkat besi telah terpenuhi.

Apalagi, dia sempat melihat kebahagiaan Cantika yang sukses pada penampilan perdana di Olimpiade melalui video call.

“Mama, Cantika mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan mama, papa serta kakak dan adik. Neng hanya bisa meraih peringkat ketiga. Itu kalimat yang diucapkan Cantika saat video call.”

“Dan, saya langsung aja jawab, Alhamdulillah neng bisa meraih perunggu di tengah pandemi Covid-19. Video call-nya tidak bisa lama karena Cantika ingin menjawab telp dari pak Menpora Zainudin Amali,” cerita Siti Aisah.

Berbicara Cantika, Siti Aisah kembali teringat dengan barbel dari semen yang pernah jadi alat latihan Cantika saat masih kecil.

“Cantika memang pernah menanyakan tentang barbel semen itu kok masih ada. Ya, itu barbel dari semen akan tetap saya simpan sebagai kenangan,” ungkap Aisah sembari menutup pembicaraan. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *