Kemenag Aceh dan Disdik Dayah Gelar Pertemuan, Bahas Peningkatan SDM Dayah

waktu baca 2 menit
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Zahrol Fajri (kanan) dan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Aceh, Iqbal (kiri) menggelar pertemuan pada Senin, 31 Mei 2021. (Foto: Humas Kemenag Aceh)
banner 72x960

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Dinas Pendidikan (Disdik) Dayah Aceh dan Kementerian Agama Wilayah (Kemenag) Aceh menggelar pertemuan pada Senin, 31 Mei 2021.

Pertemuan yang digelar di Kannwil Kemenag Aceh itu bertujuan guna mendiskusikan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dayah di Aceh.

Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Zahrol Fajri mengatakan pihaknya telah mencanangkan program pengembangan vokasional bagi santri dayah, sehingga nanti alumninya selain menguasai ilmu agama juga memiliki kemampuan di bidang lainnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Ada satu keterampilan saat dia sudah tamat di dayah selama 10 tahun, salah satunya yang ingin kita capai seperti perbengkelan, sehingga di dayah harus ada laboratorium atau praktik perbengkelan motor atau mobil,” ungkap Zahrol, Senin 31 Mei 2021.

Oleh sebab itu, Disdik Dayah Aceh berharap Kemenag dapat mendukung terwujudnya program tersebut.

Di tempat, yang sama, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Aceh, Iqbal, mengatakan Kemenag RI telah mencanangkan program kemandirian pondok pesantren agar lembaga pendidikan keagamaan tersebut dapat berdiri sendiri meskipun tanpa bantuan dari pemerintah.

“Pak Menteri sangat giat melakukannya dan saat ini masih berlangsung seperti pondok pesantren di Pulau Jawa, mereka sudah sangat mandiri. Artinya operasional yang dibutuhkan dayah mereka sudah bisa mewujudkan sendiri termasuk gaji guru mereka tidak lagi tergantung dari pemerintah,” katanya.

Selain itu, Iqbal menjelaskan, sebagai wujud pengakuan pemerintah terhadap pondok pesantren, pemerintah juga telah melahirkan program mu’adalah (penyetaraan) pondok pesantren di Indonesia dengan tingkat pendidikan madrasah aliyah.

“Dengan lahirnya program mu’adalah ini sehingga ijazah santri bisa digunakan untuk mendaftarkan sebagai pegawai atau lainnya atau keperluan lembaga tertentu yang membutuhkan tenaga alumni dayah,” katanya.

Ditambahkannya, saat ini telah lahir enam ma’had aly di Aceh. Namun, hanya Ma’had Aly Mudi Mesra Samalanga yang telah terakreditasi A.

Iqbal mengatakan, tentunya untuk mendorong peningkatan mutu dayah dan ma’had aly dibutuhkan sinergitas dengan Dinas Pendidikan Dayah Aceh yang memiliki kewenangan dalam pengembangan dayah.

“Ini sangat pantas kita berikan dukungan sehingga tujuan ini bisa berjalan dengan baik,” kata Iqbal. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *