Kasus Kematian Bayi, Dinkes Aceh Turunkan Tim ke Aceh Timur

waktu baca 3 menit
Pihak keluarga bersama bayi yang meninggal. (Foto: Kiriman Warga)

Theacehpost.com | ACEH TIMUR – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr. Hanif mengaku sudah menerima laporan terkait kematian bayi berusia tiga hari di Kabupaten Aceh Timur.

Anak dari Muksalmina, warga Desa Kampung Tanjung, Kecamatan Idi Rayeuk, itu meninggal dunia diduga lantaran kehabisan/kerusakan oksigen ketika sedang perjalanan rujukan dari RS Graha Bunda Idi ke RSUDZA Banda Aceh.

“Ya (sudah dapat laporan). Kami segera turunkan tim (ke Aceh Timur),” tulis Kadinkes Aceh, Hanif melalui pesan WhatsApp kepada Theacehpost.com, Senin, 25 April 2022.

Seperti diketahui, bayi bernama Shakila Putri meninggal ketika dalam perjalanan ke RSUDZA Banda Aceh, di Jalan Nasional Banda Aceh-Medan, kawasan Kota Lhokseumawe sekitar pukul 16.45 WIB, Minggu, 24 April 2022.

Bayi itu lahir dengan operasi sesar di RS Graha Bunda. Kemudian dia mengalami sesak, sehingga pihak rumah sakit merujuk sang bayi ke RSUDZA Banda Aceh.

banner 72x960

“Sejak berangkat dari Idi Rayeuk ada tiga kali mereka perbaiki tabung oksigen. Oksigennya yang dipasang itu rusak, sedangkan satu lagi kosong. Seharusnya mereka harus menyediakan oksigen yang bagus, karena anak saya dirujuknya ke Banda Aceh, kan itu perjalanannya jauh,” kata Muksal kepada Theacehpost.com.

Muksal mengaku telah beberapa kali menyarankan kepada petugas kesehatan agar anaknya dibawa pulang saja lantaran oksigennya rusak.

“Akibat saya desak baru mereka balik ke Rumah Sakit Lhokseumawe untuk mencari oksigen pengganti. Tapi sayang, setiba di Lhokseumawe anak saya tak tertolong karena terlanjur habis oksigen saat di jalan,” keluh Muksal.

Ia sangat kecewa atas pelayanan yang diberikan RS Graha Bunda. Padahal dalam penilaiannya, RS Graha Bunda Aceh Timur merupakan salah satu rumah sakit terbaik di Kota Idi.

“Saya sangat sedih dan kecewa dengan kejadian ini. Kenapa bisa lalai seperti ini dalam mempersiapkan kebutuhan darurat (memasang oksigen) untuk bayi saya,” ujarnya.

“Sepanjang jalan mereka membetulkan oksigen rusak itu. Kenapa mereka tidak sigap, jika pun anak saya harus dirujuk setidaknya pihak rumah sakit harus sigap. Ajal memang telah ditentukan oleh Allah, tapi kalau kejadiannya lalai seperti ini, siapa yang mau bertanggung jawab,” pungkasnya.

Baca juga: Diduga Oksigen Rusak, Bayi dari Aceh Timur Meninggal Saat Dirujuk ke Banda Aceh

DPRA: RS Harus Tanggung Jawab

Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman Al-Farlaky meminta pihak rumah sakit bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Menurutnya, kelihangan nyawa bayi warga Idi itu akibat kelalaian dari tenaga kesehatan RS dan peralatan medis yang digunakan saat merujuk pasien ke Banda Aceh tidak standar.

“Jika dipaksakan dengan peralatan yang tidak standar, maka bisa dipastikan pihak medisnya lalai sehingga mengakibatkan nyawa pasien melayang. Ini masuk dalam ranah pidana dan melanggar protap penanganan pasien darurat,” katanya.

Sementara itu, pihak RS Graha Bunda sampai sekarang belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini. Awak media berusaha menghubungi nomor telepon 08520000xxxx, yang diyakini milik Humas RS, namun belum direspons hingga berita ini tayang. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *