Jelang Purnatugas, Ini Pesan dan Harapan Wakil Bupati Abdya

waktu baca 4 menit
Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim dan Muslizar (kanan).(Foto: Facebook Muslizar MT)
banner 72x960

Theacehpost.com | BLANGPIDIE – Tak sampai sebulan lagi, Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim dan Muslizar MT purnatugas atau selesai pengabdiannya.

Usai menjadi warga bisa, kepala daerah tersebut mengaku bakal bertani. Hal tersebut diungkapkan Muslizar saat menjamu Theacehpost.com di Pendopo Wakil Bupati Abdya, Selasa, 26 Juli 2022.

Dunia pertanian, kata Muslizar, merupakan aktivitasnya sebelum dia menjabat sebagai orang nomor dua di Abdya selama kurun lima tahun ke belakang. Dia mengaku tidak memiliki jiwa entrepreneur (pengusaha).

“Setelah purna tugas, saya akan me-refresh kembali urat-urat syaraf, yang selama 17 tahun lebih ini banyak menghabiskan waktu di jabatan politik praktis dan memikirkan kepentingan orang banyak, sehingga waktu untuk keluarga sangat terbatas,” ujarnya.

Purna tugas menurutnya bukan lah hal baru bagi Muslizar. Dia mengatakan telah terbiasa merasakan hal tersebut dalam jabatan di pemerintahan.

“Saya sudah terbiasa purna tugas, ini merupakan yang keempat kalinya, dua kali di DPRK Abdya, sekali sebagai kepala Baitul Mal dan terakhir ini sebagai wakil bupati,” ucapnya.

Ketika disinggung terkait perhelatan politik di tahun 2024 nanti, sampai saat ini dia mengakui belum memikirkan hal tersebut.

Biasanya, untuk mengambil suatu keputusan penting dalam hidupnya, dia harus melakukan salat istikharah. Namun demikian, ia tidak menampik jika ada peluang maju sebagai calon anggota DPRA ke depan.

“Yang namanya orang politik itu semangatnya tidak pernah mati. Tapi kami tetap akan salat istikharah dulu selama 7 malam, untuk menentukan keputusan tersebut. Karena sudah kebiasaan selama ini, baik ketika maju sebagai calon DPRK dulu maupun sebagai calon Wabup, kami awali dengan salat istikarah,” sebut Politis Partai Nasdem tersebut.

Mengenai dukungan keluarga dalam dunia politik, Sekretaris DPD Partai Nasdem Abdya tersebut menyampaikan jika dirinya selalu mendapat dukungan dari istri dan kedua putrinya.

“Saya selalu bermusyawarah dalam keluarga. Intinya pada saat kita ada jabatan, kita harus menjaga kepercayaan istri. Kebanyakan orang terjebak ketika ada tahta, lalu ada harta, kemudian cari wanita. Jadi ketika hati istri tersakiti, juga akan berakibat tidak baik kepada kita, karena suksesnya seorang suami itu pasti ada dukungan dan motivasi dari istri,” ujarnya.

Pada Pemilu 2024 mendatang, Muslizar memutuskan tidak bakal maju sebagai calon anggota DPRK Abdya.

“Naif sekali, saya sudah pernah dua periode di DPRK, kemudian sudah jadi wakil bupati lagi, masa masih maju sebagai calon anggota DPRK. Biarlah kader-kader muda lain yang maju, biar ada kaderisasi politik,” katanya.

Ia menilai politik itu adalah kepentingan. Oleh karena itu, ia berharap kepada para politisi untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

Muslizar mencontohkan, pada Pemilu 2019 lalu hanya satu orang yang terpilih sebagai angota DPR Aceh, yaitu Safaruddin. Padahal, kalau pemilih Abdya itu kompak, masyarakat bisa mengirimkan dua atau tiga putra putri terbaiknya sebagai anggota DPR Aceh.

“Harapan saya ke depan, siapa pun putra putri Abdya yang maju sebagai calon angota DPR Aceh harus betul-betul memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dan yang terpenting memiliki kualitas dan kapasitas,” harapnya.

Lalu, ia juga menganalogikan kondisi dan mental politisi saat ini yang bersifat instan.

“Sangat sedikit pemelihara kambing makan sate. Artinya sangat sedikit jabatan politik dalam pemerintahan tersebut yang diduduki oleh kader politik. Karena pada saat Pemilu atau Pilkada, partai lebih melirik orang-orang yang berduit, sehingga ketika sudah terpilih nanti mereka lebih berorientasi ke bisnis, ketimbang memikirkan masyarakat,” katanya.

Terkait sosok Penjabat (Pj) Bupati Abdya, Muslizar berharap Mendagri dapat menunjuk putra daerah.

“Tapi kalaupun nanti yang ditunjuk tetap orang luar, tidak jadi masalah juga, asalkan Pj bupati tersebut peka, tidak mengotak-ngotakkan masyarakat dan yang terpenting dapat merangkul semua,” harapnya.

“Yang paling sulit ketika jadi pemimpin itu adalah memuaskan semua orang. Walaupun demikian, kita tetap harus fokus dengan visi misi kita,” ucap Muslizar lagi.

Dia berpesan, untuk mendapatkan jabatan politik dalam pemerintahan harus melalui kompetisi yang sehat. Masyarakat diharapkan tidak terjebak dengan hal-hal yang bersifat sesaat.

“Siapa pun yang berkompetisi dalam politik ke depan, jangan terlalu ambisi. Karena dalam dunia politik itu yang indah adalah pada saat masih ‘calon’. Pada saat ‘calon’ kita selalu disanjung-sanjung, tapi kalau sudah terpilih kita akan jadi bahan cercaan, dan fitnah selalu datang silih berganti, pemimpin harus siap seperti itu,” pungkasnya. (Adv)

Baca juga: Lima Wasiat Akmal Ibrahim untuk Bupati Abdya Selanjutnya

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *