Ini Sosok Zulfadli, Anggota DPRA yang Terima Award dari SMSI Aceh

waktu baca 5 menit
Zulfadli,A.Md (kiri) menerima SAA 2023 yang diserahkan oleh Ketua Umum SMSI Pusat Firdaus dan didampingi Ketua SMSI Aceh Aldin Nainggolan, Senin malam, 8 Mei 2023, Takengon, Aceh Tengah. Politisi Partai Aceh tersebut menerima SAA kategori Penggerak Pembangunan Daerah Pemilihan. (Doc Bidang Humas SAA 2023)

Theacehpost.com | TAKENGON— Politisi Partai Aceh yang saat ini juga Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Zulfadli AMd, mendapatkan award untuk kategori Penggerak Pembangunan Daerah Pemilihan dari dari Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh pada Malam Anugerah SMSI Aceh Award (SAA) 2023, Senin malam, 8 Mei 2023, Takengon, Aceh Tengah.

Ketua SMSI Aceh Aldin Nainggolan dalam sambutannya di depan Ketua Umum SMSI Pusat Firdaus, Sekda Aceh Bustami Hamzah, dan ratusan tamu lainnya, menyebutkan SAA 2023 diberikan kepada tokoh politik, birokrat dan dua perusahaan yang selama ini menurut hasil evaluasi SMSI Aceh, telah memberikan kontribusi besar untuk pembangunan.

Dalam keterangannya seusai acara, Aldin mengatakan terpilihnya Zulfadli sebagai salah seorang penerima SAA 2023, setelah melalui tahapan evaluasi dan penilaian kinerja yang dilakukan oleh tim khusus yang terdiri dari perwakilan peimpin umum dan pemimpin redaksi anggota SMSI Aceh.

“Zulfadli selama berkiprah di DPRA telah membuktikan diri sebagai salah seorang wakil rakyat yang benar-benar fokus membangun daerah pemilihannya. Pak Zulfadli bukan semata berbicara di forum wakil rakyat di DPRA, tapi juga ikut memperjuangkan program pembangunan untuk dapil Bireuen. bahkan seluruh anggaran pokirnya disalurkan sepenuhnya untuk Bireuen,” sebut Aldin.

Sekilas tentang Zulfadli

banner 72x960

Zulfadli merupakan salah seorang anggota DPRA yang berpikir visioner. Anggaran pokok-pokok pikiran (pokir) yang berada di bawah tanggung jawabnya dioptimalkan untuk membiaya pembangunan infrastruktur yang berhubungan langsung dengan peningkatan perekonomian rakyat. Hal yang istimewa dari politisi Partai Aceh tersebut, seluruh dana pokir yang diberikan oleh daerah, sepenuhnya didarmabaktikan untuk membangun daerah pemilihan Aceh III yaitu Bireuen.

Pria ramah senyum yang pernah masuk keluar rimba sebagai pasukan tempur Gerakan Aceh Merdeka (GAM), lahir pada 14 Februari 1972 di Samalanga, dari buah cinta H Muhammad Adam Husen-Hj Husna Husen.

Bakat kepemimpinan merupakan warisan dari sang ayah yang pernah menjadi Keujruen Blang yang sangat disegani di daerahnya. Sebagai kelompok tani,  Muhammad Adam Husen pernah membawa harum nama Aceh hingga ke tingkat Pusat. Ia menerima penghargaan dari Presiden Soeharto di Istana Negara, karena berhasil menjadi kelompok tani terbaik di masa 1980-an.

Zulfadli beruntung dilahirkan dari keluarga yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, dan berlaku adil terhadap ilmu agama dan ilmu umum. Sang ibu yang merupakan guru SD, sekaligus pernah menjadi kepala sekolah di SD Ie Rhob dan SD Blang Tambu, mengirim Zulfadli ke Dayah Arongan,yang membolehkan santrinya menimba ilmu di sekolah umum.

Setelah lulus SD Simpang Mamplam pada tahun 1985, pria penggemar berat sepakbola tersebut melanjutkan ke SMP Simpang Mamplam dan berhasil menamatkan pelajarannya pada tahun 1988. Selanjutnya ia menimba ilmu di SMA Negeri 1 Samalanga, jurusan Fisika. Setelah lulus pada tahun 1991, ia mendaftarkan diri ke Politeknik Unsyiah—saat ini Politeknik Negeri Lhokseumawe—jurusan Teknik Mesin, spesialisasi maintenance. Saat Zulfadli kuliah di sana, Direktur Politeknik dijabat oleh Yusuf Benseh, sedangkan Rektor Unsyiah kala itu Prof Dr H M Ali Basyah Amin MA.

Setelah lulus kuliah, ia sempat menjadi tenaga honorer di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Aceh Utara. Kemudian hijrah ke Pekanbaru, bekerja sembari mencari pengalaman pada sebuah perusahaan bonafit.

Pada akhir 1997, ia bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan menempuh pelatihan militer di Jeunib. Para pelatihnya para mualimin jebolan Kamp Tanzura, Libya, Afrika Utara.

Setelah perdamaian antara GAM dan Pemerintah RI ditandantangani di Kota Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005, Zulfadli ikut turut gunung bersama kompatriotnya yang lain. Ia kembali menyatu bersama masyarakat sipil. Selanjutnya, ia berbisnis galian C. meski mantan petempur, dalam berbisnis ia murni menerapkan manajemen bisnis murni. Bersaing secara sehat, dan menyediakan material terbaik untuk konsumen.

Pada Pemilu 2014 ia maju sebagai salah satu calon anggota DPRA dari Dapil Aceh III (Bireuen). setelah perhitungan selesai dilakukan oleh KIP, ia berhasil menuju Gedung DPRA di Jalan Daud Bereueh, Kota Banda Aceh.

Pada Pemilu 2019, lagi-lagi Zulfadli berhasil meraup dukungan rakyat, yang membuatnya kembali ke Gedung DPRA untuk periode 2019-2024, mewakili Partai Aceh dan rakyat Kabupaten Bireuen.

Sebagai wakil rakyat, Zulfadli tidak menyia-nyiakan mandatnya itu. Dia merupakan salah satu anggota DPRA yang berhasil memainkan seni politik demokrasi dengan sangat lihai. Tujuan besarnya yaitu ikut membantu memajukan pembangunan daerah kelahirannya; Bireuen.

Dalam setiap tahun anggaran, Zulfadli selalu berhasil meyakinkan pemerintah tentang pentingnya pembangunan yang telah diusulkannya. “Mereka yakin karena saya juga tidak sekadar mengusulkan. Setiap usulan, sebelum saya masukkan, selalu diupayakan ditelaah dengan sangat teliti. Supaya benar-benar berdampak kepada rakyat,” sebut Zulfadli, Kamis, 4 Mei 2023.

Suami dari Rizawati AMa, dan ayah dari Muhammad Zaki dan Nisa Ulkaisa, memiliki satu tekad, bahwa kehadirannya di Parlemen Aceh, harus dapat berdaya guna untuk rakyat.

Ia punya komitmen tinggi membangun daerah pemilihan, mulai Samalanga hingga ujung Timur.Ia hadir dengan ikut memperjuangkan anggaran pada sektor pembangunan infrastuktur seperti irigasi, jalan, jembatan, penerang jalan, rumah duafa, masjid, dayah, yang semuanya merupakan kewenangan provinsi. Zulfadli juga hadir memberikan dukungan kepada pelaku UMKM.

“Saya selalu mendahulukan kepentingan umum di dapil dalam tiap mengusulkan program pembangunan melalui pokir. Itu komitmen sejak pertama kali terpilih. Dengan itulah saya dapat bertemu dengan masyarakat di Dapil III Aceh [Bireuen]. Dengan itu pula masyarakat menemukan jawaban bahwa itulah arti dan manfaat telah memilih saya sebagai wakil mereka di Parlemen Aceh,” sebut Zulfadli. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *