Dramatis, Satu Mahasiswa Aceh Berhasil Dipulangkan dari Ukraina

waktu baca 3 menit
Kepala Dinas Sosial Aceh, Yusrizal. [Dok. Dinsos]
banner 72x960

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Dinas Sosial Aceh bakal segera memulangkan Arif Fazilla, mahasiswa Aceh yang sempat menimba ilmu di Ukraina.

Arif merupakan mahasiswa kedokteran asal Gampong Rambong Meunasah Cot, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie. Saat ini ia telah berada di Indonesia dan sedang menjalani masa karantina di Wisma Pasar Rumput, Jakarta Selatan.

“Setelah kami lakukan komunikasi dengan para pihak di Kementerian Luar Negeri dan BPPA, Insya Allah, setelah masa karantina, Arif akan kami pulangkan ke Aceh dan menyerahkannya kepada keluarganya di Pidie,” ujar Kadinsos Aceh, Dr Yusrizal, Sabtu 12 Maret 2022.

Sebelumnya, sebanyak 80 warga negara Indonesia (WNI) telah tiba di tanah air setelah dievakuasi dari Ukraina pada Kamis, 3 Maret lalu dan sedang menjalani karantina, salah satunya Arif Fazilla.

“Atas nama Pemerintah Aceh, saya sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu evakuasi warga Aceh ke Indonesia,” ucapnya.

Proses evakuasi Arif Fazila berlangsung dramatis dan menegangkan. Di tengah gempuran pasukan Rusia ke Ukraina, Arif bersama 13 warga Indonesia lainnya harus menempuh perjalanan darat selama 20 jam dalam situasi yang membahayakan untuk sampai ke Romania.

Selain Arif, juga ada Muhammaad Fata (24) yang saat ini masih berada di Ukraina. Fata merupakan warga asal Desa Serba Jadi, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya. Ia memilih bertahan di Ivano, sebuah daerah yang berbatasan dengan Polandia.

Fata berada di Ukraina sejak enam bulan terakhir, bekerja sebagai guru tahfiz di Yayasan Tahfiqh Sulaiman yang merupakan cabang dari Turki. Ayah Muhammad Fata, Ismail kepada awak media belum lama ini mengatakan, anaknya itu masih menunggu perkembangan soal situasi perang di Ukraina.

Bila eskalasi semakin parah, maka tak ada pilihan lain bagi Fata selain harus keluar dari Ukraina.

Sementara itu, di Rusia, juga ada warga Aceh yang sedang menempuh pendidikan di Northern (Arctic) Federal University, Jurusan Bio-fisiologi Kedokteran, yaitu Abdillah Imron Nasution. Ia berada di negeri Putin sejak 2017 lalu karena mendapatkan beasiswa PhD dari Pemerintah Federasi Rusia.

Abdillah sempat pulang ke Banda Aceh pada awal-awal terjadi pandemi Covid-19. Baru pada 26 Februari 2022 kemarin dia kembali ke Rusia, tepatnya di Kota Arkhangelsk, yang hanya berselang dua hari sejak Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina.

Abdillah melaporkan, saat ini harga barang-barang kebutuhan di Negeri Beruang Merah itu mulai mengalami kenaikan.

Di samping itu, penarikan uang di ATM juga tidak bisa lagi dilakukan, terutama pada kartu ATM berlogo Visa dan Mastercard.

“Saat ini sudah ada ketentuan juga dari pemerintah Rusia bahwa VISA dan Mastercard akan diganti dengan UnionPay yang basisnya di China,” ungkap Abdillah.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *