Doni Monardo: Lebih Baik Cerewet daripada Korban Berderet-deret

waktu baca 2 menit
Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo. (Foto: BNPB)
banner 72x960

Theacehpost.com | JAKARTA – Pandemi Covid-19 belum berakhir. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan total kasus positif di Indonesia per 4 Mei 2021 adalah sebanyak 1.686.373 jiwa.

Mengantisipasi kenaikan angka positif tersebut, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nasional mengeluarkan Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 Selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah.

“Keputusan Pemerintah terkait pelarangan mudik ini sangat tepat dan sangat strategis,” kata Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, Letjen TNI Doni Monardo di Jakarta, Rabu, 5 Mei 2021.

Berkaca dari tahun sebelumnya, data menunjukkan angka positif harian naik pada setiap momen hari raya besar di Indonesia.

Contohnya, pada Hari Raya Idul Fitri tahun lalu yang jatuh pada tanggal 23 Mei 2020, angka kasus positif naik sebanyak 949 orang.

Dua minggu pasca-lebaran 2020, tercatat seribu kasus harian pertama di tanah air. Hal yang sama juga terjadi pasca-libur panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.

Doni menekankan, keputusan pelarangan mudik ini harus diikuti oleh seluruh pihak termasuk pejabat pemerintah, dunia usaha, dan yang paling utama adalah masyarakat.

Narasi mudik yang dikeluarkan pejabat pemerintah harus sejalan dengan Presiden.

“Tidak boleh ada satupun pejabat pemerintah yang berbeda narasinya,” tegas Doni.

Kepala BNPB juga berpesan kepada pejabat pemerintah untuk terus mensosialisasikan pelarangan kegiatan mudik kepada masyarakat.

Peraturan pelarangan mudik ini demi menekan angka kenaikan kasus positif corona.

“Kita harus memberikan sosialisasi kepada masyarakat setiap jam, setiap menit, setiap saat. Lebih baik dianggap cerewet daripada korban Covid-19 berderet-deret,” pesan Doni.

Doni juga menyebutkan masih ada tujuh persen masyarakat yang nekat mudik.

“Tujuh persen dari jumlah penduduk kita itu sangat besar angkanya. Tugas kita semua adalah mengurangi angka tersebut sekecil mungkin,” ungkapnya.

Penerapan protokol kesehatan juga tidak boleh putus untuk terus diingatkan kepada semua pihak.

“Tetap waspada, waspada, dan waspada. Jangan lelah untuk patuhi protokol kesehatan. Jangan mudik. Mari bersabar dan menahan diri,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *