Diskusi virtual bertajuk Belajar Via Daring : Sudah Tepatkah Kebijakan UKT Kampus.

waktu baca 2 menit
banner 72x960

Theacehpost.com | Banda Aceh – PSC ( Political Science Club) UINAR’18 melaksanakan kegiatan diskusi via google meet (27/07/20) dengan menghadirkan beberapa pembicara dari kalangan DEMA UIN Ar-Raniry yang di wakili oleh Fazil Rinaldi (Menteri Kajasi), Mujiburrahman (Sekmen polhukam), M Ryan Andhika (Sekjend SEMA UIN Ar-Raniry) dan M Sulthan AlFaraby (Jubir GERAM peduli kampus).

Di masa covid-19 ini pembahasan UKT ( Uang Kuliah Tunggal ) dan belajar via daring menjadi sangat urgensi untuk di bahas karena mengingat tidak adanya kesiapan Aceh khususnya dalam menghadapi dan memfasilitasi kebutuhan dalam proses belajar-mengajar via daring, baik itu dari segi handphone, laptop, dan akses jaringan yang sangat sulit di beberapa daerah tertentu.

Fazil Rinaldi mengatakan Aceh tidak merdeka secara pendidikan. Sekilas yang kita tahu Aceh tidak masuk dalam zona merah, tapi kenapa harus kuliah daring ?” tanyanya.
UIN Ar-Raniry sudah kekurangan finansial sehingga tidak efektif untuk pelaksanaan kuliah daring “tambahnya.

“Pihak BEM sudah menyampaikan aspirasi mahasiswa terkait permasalahan UKT, alhasil keluarlah kebijakan penggolongan UKT tergantung kondisi dan situasi individu Mahasiswa”, ucap Ryan Andhika.

Sebagaimana yang di sampaikan Mujiburrahman “pada tanggal 26 Maret, telah dikeluarkan surat Intruksi Refocusing Anggaran Kampus sebesar 1,8 M dari SPPD, dana kegiatan Dosen & mahasiswa yang dialokasikan untuk pencegahan Covid-19. Tanggal 17 April, dikeluarkan surat intruksi pemotongan sisa Anggaran sebesar 95 % dari total dana 16 M. Dan tanggal 19 Mei, UIN Ar-Raniry mengalokasikan dana sebesar 600 Jt dari hasil sisa pemotongan yang dialokasikan ke Kuota & Pencegahan Covid-19 Seperti Hand Sanitizer dll”.

Sulthan AlFaraby memberikan pandangan terkait permasalah ini. Setiap lembaga baik itu internal kampus maupun eksternal seperti paguyuban kabupaten untuk mendata mahasiswa yang terkendala dengan perekonomian sehingga tidak bisa melanjutkan kuliah, akses jaringan internet yang buruk dan berpengaruh terhadap nilai mahasiswa, agar dapat mencarikan solusi yang konkrit.

Dalam clossing statemen Reza Hendra Putra (Presma UIN Ar-Raniry) mengajak kepada seluruh mahasiswa untuk terus bersuara dan terus mengkritik selama pemangku jabatan tidak menjalankan amanah yang telah di berikan.
Reza juga mengajak kepada seluruh mahasiswa untuk terus berkomunikasi dan menyampaikan permasalahan secara terbuka. Pihak DEMA UIN AR-RANIRY siap mendengar, menerima dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang di hadapi Mahasiswa. Salam perjuangan ! “Tutupnya.

Political Science Club UINAR’18 atau yang di singkat dengan PSC UINAR’18 adalah sebuah wadah Diskusi mingguan yang di motorik oleh beberapa Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik UIN Ar-Raniry letting 2018. Pertama sekali di populerkan pada 6 Juli 2020 , Tepatnya jam 1:40 dini hari WIB. Setelah perbincangan panjang melalui grup WhatsApp.(RAI)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *