Bupati Mursil: Pertumbuhan Udang Vaname di Manyak Payed Sesuai Target

waktu baca 3 menit
Bupati Mursil didampingi Kepala DPKP, Safuan, dan Abdul Aziz Datok Penghulu Dagang Setia, sempat mengangkat jaring udang di dua petak tambak sebagai sampel untuk melihat kondisi udang dalam persiapan panen parsial. (Saiful Alam/Theacehpost.com).

Theacehpost.com | Aceh Tamiang – Kondisi benur udang vaname di lokasi revitalisasi tambak udang Kampung Dagang Setia, Kecamatan Manyak Payed, dinilai telah berjalan sesuai rencana dan harapan target produksi.

Hal ini disampaikan Bupati Aceh Tamiang, Mursil saat meninjau klaster tambak bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP RI) itu bersama jajaran Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPKP) setempat, Selasa lalu 25 Januari 2022.

“Hari ini benur udang vaname yang kita tebar bersama Dirjen Perikanan Budidaya KKP sudah berumur 36 hari. Pertumbuhan udang sangat baik dan 30 hari ke depan sudah bisa untuk dilakukan panen secara parsial (sebagian),” kata Mursil.

Pantauan Theacehpost.com, Bupati Mursil didampingi Kepala DPKP, Safuan, dan Abdul Aziz Datok Penghulu Kampung Dagang Setia, sempat mengangkat jaring udang di dua petak tambak sebagai sampel untuk melihat kondisi udang dalam persiapan panen parsial nanti.

“Jadi apa pun hasil perkembangan dari lapangan akan kita laporkan ke Dirjen PB KKP pusat, supaya kerja sama dengan pemerintah pusat ini terjalin terus,” ujarnya.

banner 72x960

Di akhir masa pemerintahannya periode pertama ini, Mursil ingin ke depan Aceh Tamiang mendapat kepercayaan menjemput program-program berskala nasional, terutama di sektor perikanan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di Aceh Tamiang.

“Apalagi ini sebagai klaster tambak percontohan, harus benar-benar intensif kita perhatikan, baik dari sisi teknologi tambak, lingkungan, pakan hingga teknik perawatannya,” tutur Mursil.

Mursil pun menilai penentuan lokasi klaster budi daya udang di pesisir Kampung Dagang Setia, Manyak Payed sudah tepat. Tujuannya agar tambak-tambak terlantar di Manyak Payed bisa produktif kembali.

“Jadi penentuan lokasi klaster undang intensif ini sudah melalui seleksi yang ketat dari KKP. Namun masih banyak tambak-tambak di Aceh Tamiang yang juga berpotensi untuk dijadikan klaster budidaya perikanan seperti di Kecamatan Banda Mulia, Seruway dan Bendahara,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPKP) Aceh Tamiang, Safuan menjelaskan, saat ini udang vaname sudah berumur 36 hari, dengan ukuran rata-rata 3-3,5 gram tapi masih belum bisa dipanen.

“Perkiraan kami target panen parsial pertama nanti pada umur 65-70 hari dengan asumsi pada saat itu sudah 10 gram atau berukuran 100 ekor per kg,” jelasnya.

Setelah panen parsial satu, lanjutnya, maka tahap berikutnya akan melakukan parsial dua 15 hari setelah parsial satu, kemudian dilanjutkan dengan parsial tiga juga 15 hari dari parsial dua.

Tujuan panen parsial ini, untuk mengurangi biomassa atau kepadatan yang ada, sehingga sisa udang di dalam tambak pertumbuhannya dapat mencapai angka maksimal.

“Panen akhirnya nanti setelah parsial satu, dua dan tiga baru yang terakhir panen akhir atau puncaknya,” paparnya.

Sementara panen parsial satu nanti ditargetkan DPKP Aceh Tamiang mampu keluar produksi 3 ton, parsial dua 3 ton dan parsial tiga 4 ton dengan asumsi tiga kali parsial 10 ton.

“Untuk panen akhir diasumsikan target kita ada 10 ton. Jadi keseluruhan target produksinya 20 ton,” ungkap Safuan.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *