BBPOM dan BPS Aceh Kerja Sama Demi Tingkatkan Layanan

waktu baca 2 menit
Kepala BPOM Yudi Noviandi MSc Tech Apt dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Dr Ahmad Riswan Nasution SSi MT usai menandatangani kerja sama tentang Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di Bidang Keamanan serta Mutu Obat dan Makanan di Aceh, Banda Aceh, Senin, 5 Juni 2023.

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Balai Besar Pengawas Obat dan Makan (BBPOM) di Banda Aceh menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP) Standar Pelayanan BPOM Aceh 2023 untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Senin, 5 Juni 2023.

Dalam kegiatan tersebut turut dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh Kepala BPOM Yudi Noviandi MSc Tech Apt dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Dr Ahmad Riswan Nasution SSi MT tentang Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di Bidang Keamanan serta Mutu Obat dan Makanan di Aceh.

Turut hadir dihadiri puluhan peserta dari lintas sektor seperti BNN Kota Banda Aceh, Polresta Banda Aceh, Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, akademisi, pers, dan lainnya.

Ahmad Riswan, saat menyampaikan sambutan mengatakan, BPS dan BBPOM akan membangun sistem informasi statistik tentang makanan dan obat sehingga menghasilkan analisa sehingga dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan layanan.

“Kesejahteraan masyarakat Aceh tidak terlepas dari faktor kesehatan,” ujarnya.

banner 72x960

Ahmad menambahkan, dibutuhkan para duta untuk menyampaikan hasil analisa data kepada masyarakat sehingga dapat dipahami dengan baik serta membangun narasi positif. Aceh memiliki akselerasi luar biasa untuk pembangunan.

“Ayo bsngun aceh lebih dan sejahrera dengan peran masing-masing,” pungkasnya.

Diharapkan BBPOM juga ikut mengintervensi terkait kasus stunting yang terjadi di Aceh.

Hal senada disampaikan Yudi Noviandi. Dalam kata sambutan sekaligus membuka acara, dia menuturkan, kolaborasi BBPOM dengan BPS Aceh berbasis pengolahan data diharapkan dapat bermanfaat kepada pemerintah dalam membuat sebuah kebijakan.

Dia menjelaskan bahwa pihaknya akan ikut mengintervensi stunting di Aceh, salah satunya dengan menyosialisasikan makanan bergizi dan bermutu. Kasus stunting juga terjadi di lingkungan orang berpendidikan dan ekonomi yang baik.

“Salah satu musuh stunting adalah (kurangnya) pengetahuan (penyebab stunting),” terangnya.

Namun demikian, lanjutnya, penangangan stunting di Aceh dinilai cukup progresif. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *