Banyak Negatifnya, Tapi Peredaran Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat di Aceh Tinggi
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Sinergisitas Pentahelix terkait Bahaya Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) di Aula Serbaguna Gedung E Kantor Gubernur Aceh, Rabu, 12 Oktober 2022.
Kepala BBPOM di Banda Aceh Yudi Noviandi, menuturkan bahwa permintaan obat tradisional yang mengandung BKO tinggi. Hal terbukti karena peredaran obat tersebut cukup masif.
Dampak negatif obat tradisional mengandung BKO yakni kerusakan hati, gagal ginjal, sesak nafas, sakit kepala, reaksi alergi (ruam, gatal), pembengkakan (mulut, bibir dan wajah), sakit perut, kanker, dan kematian.
“Masyarakat sering menjadikan obat tradisional sebagai alternatif dalam pengobatan. Namun selama ini yang beredar di masyarakat belum semua terjamin keamanannya,” ujarnya.
Penyebab tingginya peredaran obat tradisional mengandung BKO karena pelaku usaha tidak memahami dampak negatifnya terhadap kesehatan, kesengajaan dan persaingan pelaku usaha, serta minimnya pengetahuan masyarakat.
Dia mengharapkan dukungan seluruh pihak menekan peredaran obat tradisional mengandung BKO.
“Tentu saja sangat dibutuhkan sinergisitas dan komitmen bersama dari pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, media, dan akademisi,” terangnya.
Turut hadir hadir berbagai kalangan mulai dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, DPMG, keuchik, YPKA, akademisi Universitas Syiah Kuala, dan para pelaku usaha. []