Balai Pengajian Al Muttaqin Blangpidie Butuh Perhatian

waktu baca 2 menit
Pimpinan (BP) Al Muttaqin, Tgk M Nazir Kasem berdiri di depan balai pengajian. (Foto: Robbi Sugara/Theacehpost.com)
banner 72x960

Theacehpost.com | BLANGPIDIE – Saban tahun, jumlah santri yang menimba ilmu di Balai Pengajian (BP) Al Muttaqin, Gampong Cot Jeurat, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) terus bertambah.

Namun sayangnya, peningkatan jumlah santri di balai tersebut tidak ditunjang dengan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai akibat minimnya perhatian dari pemerintah.

“Kami berharap pemerintah sudi kiranya membantu pembangunan sarana tempat pengajian Al Muttaqin karena santri yang belajar di sini sudah mencapai 250 orang,” kata Pimpinan (BP) Al Muttaqin, Tgk Muhammad Nazir Kasem kepada Theacehpost.com, Rabu, 8 September 2021.

Tgk Nazir menjelaskan, kondisi bangunan balai pengajian saat ini kurang layak. Konstruksinya semi permanen dan mulai merapuh.

“Bangunan ini sudah lama, dinding plong dan berjaring kawat. Para santri kini belajar dengan fasilitas apa adanya,” tutur Tgk Nazir seraya menunjukkan jarinya ke salah satu bangunan.

Selama ini, kata dia, bantuan yang diterima hanya sebatas insentif guru mengaji. Bantuan itu pun diperoleh dari pihak gampong (desa).

“Alhamdulillah, kalau insentif guru ngaji dibantu pihak gampong dari dana desa. Bahkan, baru-baru ini dengan dana desa juga telah dibangun tempat wuduk, serta kamar mandi/wc untuk para santri,” ucapnya.

Oleh sebab itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Abdya bisa  membangun atau merehab bangunan balai pengajian tersebut menjadi permanen.

Selain itu, pimpinan balai pengajian tersebut juga menyampaikan harapannya agar BP Al Muttaqin memiliki pagar.

Tujuannya untuk mencegah serangan binatang buas, seperti babi dan anjing gila yang sering berkeliaran di sekitar balai pengajian.

“Hewan buas seperti babi dan anjing gila sangat menggangu kenyamanan dan keselamatan para santri yang belajar ilmu agama di sini,” ungkapnya.

Tgk Nazir menceritakan, sebelum Balai Pengajian Al Muttaqin berdiri, pada tahun 1993, para santri awalnya belajar di rumahnya. Jumlahnya 20 orang.

Kemudian di tahun 1996, dirinya meresmikan BP Al Muttaqin berkat bantuan swadaya masyarakat.

Setelah itu, jumlah santri mulai bertambah dan berkembang hingga saat ini hingga menorehkan sejumlah prestasi.

“Beberapa alumni santri BP Al Muttaqin sudah ada yang mendirikan pondok pesantren di Aceh. Santri kami juga sering mendapatkan prestasi pada ajang perlombaan antar santri, di antaranya pernah meraih juara III MTQ tingkat Provinsi Aceh tahun 2013 di Kota Subulussalam. Tahun 2015, santri BP Al Muttaqin juga jadi juara harapan pertama MTQ tingkat provinsi,” ungkapnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *