ARC USK dan BRIN Implementasikan Inovasi Nilam di Geunteut Lhoong

waktu baca 3 menit
Kegiatan panen nilam bersama di Desa Geunteut Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. (Foto: Dok.ARC USK)
banner 72x960

Theacehpost.com | ACEH BESAR – Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, melaksanakan Program Implementasi Inovasi Nilam di Desa Geunteut Lhoong, Kabupaten Aceh Besar.

Program berupa pelatihan yang dilaksanakan tersebut mencakup pembibitan, budi daya, ferilisasi-irigasi (fertigasi), pembuatan kompos, penyulingan, produk turunan, kelembagaan masyarakat desa, dan program desa wisata nilam dengan nama Geunara atau Geunteut Nilam Aceh Raya.

Koordinator lapangan program nilam Lhoong, Elly Sufriadi, menyampaikan bahwa dalam 6 bulan terakhir Desa Geunteut telah dipilih oleh ARC sebagai desa binaan ARC-USK sampai beberapa tahun ke depan.

Pemilihan ini didasarkan pada potensi Geunteut yang memiliki sejarah nilam di masa lalu dan juga semangat serta kekompakan masyarakatnya.

“Kekompakan masyarakat membuat kami semakin bersemangat dan yakin untuk terus mengembangkan nilam sehingga memberi pendapatan untuk masyarakat,” kata Elly dalam keterangan tertulis kepada Theacehpost.com, Selasa, 5 Oktober 2021.

Saat acara panen nilam bersama di Geunteut pada Minggu, 3 Oktober lalu, Camat Lhoong, Rauza menyambut gembira atas program yang tengah berlangsung ini.

“Semoga masyarakat Lhoong, khususnya di Desa Geunteut dapat menggunakan kesempatan ini, menyerap ilmu pengetahuan dari pakar Universitas Syiah Kuala terkait nilam, untuk maju dan meningkat kesejahteraannya,” ujarnya.

“Lhoong memiliki nilam peninggalan indatu yang bisa dikembangkan kembali. Melalui Program Geunara Geunteut Nilam Aceh Raya, diharapkan nilam Lhoong akan kembali jaya di masa yang akan datang,” pungkasnya.

Saat ini, sudah 4 tahun harga nilam stabil sehingga ada kepastian masyarakat untuk mendapatkan uang dari hasil penjualan minyak.

Program ARC di Lhoong bersama BRIN mengembangkan pembibitan hingga produk akhir parfum dan turunan lainnya. Produk akhir ini diharapkan akan dipasarkan untuk market lokal, nasional dan internasional.

Wakil Rektor 4 USK, Prof Hizir, menyampaikan komitmen USK untuk terus membantu masyarakat melalui inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi agar komoditas unggulan seperti nilam dapat memberi nilai tambah.

“USK memiliki pusat-pusat inovasi berbasis penelitian yang bisa dimanfaatkan untuk menjawab kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat,” katanya.

“ARC-PUIPT Nilam salah satu pusat inovasi USK berbasis atsiri yang dapat berkontribusi bagi ekonomi lokal dan nasional, apalagi nilam dan atsiri lainnya adalah komoditi ekspor yang akan berdampak pada neraca perdagangan Indonesia,” lanjut Hizir.

Anggota DPRA , Abdurrahman, yang hadir pada acara tersebut merasa antusias terhadap program nilam Lhoong yang digagas ARC.

“Ini program luar biasa dari kampus kebanggaan masyarakat Aceh. Hari ini banyak profesor dan doktor, para pakar yang hadir ke Geunteut Lhoong. Ini sungguh rahmat Allah SWT untuk masyarakat Lhoong. Tidak mudah menghadirkan para ahli ke desa,” kata Abdurrahman, tokoh masyarakat Lhoong itu.

“Program ini harus berhasil. Masyarakat harus kompak. Kita akan gerakan berbagai sumber daya termasuk dari DPRA untuk mensukseskan program yang luar biasa ini,” kata politisi Partai Gerindra itu.

Sebagai informasi, nilam yang dipanen tersebut selanjutnya dibawa ke ARC untuk disuling, kemudian diproses lebih lanjut menjadi hi-grade patchouli dengan teknologi distilasi vakum dan kemudian digunakan sebagai bahan fiksatif untuk parfum. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *