Dinkes Aceh Selatan Berupaya Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Theacehpost.com | TAPAKTUAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Selatan mengelar rapat pembentukan tim evaluasi skrining layak hamil, antenatal carea (ANC), dan stunting di aula farmasi dinas setempat, Kamis, 27 Juli 2023.
Peserta rapat terdiri dari 24 orang kepala Puskesmas, 24 bidan koordinator, dan dua orang lintas sektor,dan empat orang lintas program.
Sementara itu, Kepala Dinkes Aceh Selatan Fakhrijal melalui Kabid Kesmas,
Sri Dahliana, dalam pidatonya mengatakan Indonesia mempunyai banyak permasalahan dan tantangan pelayanan kesehatan dan pemenuhan hak-hak reproduksi. Hal ini tercermin masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI).
“Tingkat kematian ibu dan bayi di Aceh Selatan pada tahun 2021 lalu, ibu sebanyak 15 orang. Pada tahun 2022 AKI 5 orang. Sementara angka kematian bayi pada tahun 2022 terhitung sejak Januari sampai Agustus berjumlah 34 orang,”jelasnya.
Berdasarkan hasil sementara Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 lalu AKB mencapai 22,23 per 1.000 kelahiran hidup.
Fokus penanganan stunting di tahun 2022 lalu di Aceh Selatan berjumlah 10 desa dengan jumlah stunting 344 orang.
“Salah satu cara untuk menurunkan AKI dan AKB serta stunting adalah melakukan perawatan kesehatan yang dimulai sebelum konsepsi yakni pada saat remaja,”ujarnya.
Subkor Kesga dan Gizi Dinkes Aceh Selatan Ermalita, dalam laporannya mengatakan kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman peserta dalam pembentukan dan evaluasi jejaring skrining layak hamil, ANC, dan stunting.
Ermalita menjelaskan kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan ibu dan anak yang perlu dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seseorang perempuan hamil dan menjadi ibu.
Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya untuk mengurangi risiko dan mempromosikan gaya hidup sehat dalam mempersiapkan kehamilan.
“Azas manfaat dari skrining prakonsepsi ini untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan komplikasi dalam kehamilan hingga persalinan,” jelasnya.
Ermalita menambahkan, upaya meningkatkan status kesehatan perempuan harus dilaksanakan sejak remaja, dewasa, muda, dan saat menjadi calon pengantin .Subkor Kesga dan Gizi Dinkes Aceh Selatan Ermalita, dalam laporannya mengatakan kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman peserta dalam pembentukan dan evaluasi jejaring skrining layak hamil, ANC, dan stunting.
Ermalita menjelaskan kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan ibu dan anak yang perlu dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seseorang perempuan hamil dan menjadi ibu.
Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya untuk mengurangi risiko dan mempromosikan gaya hidup sehat dalam mempersiapkan kehamilan.
“Azas manfaat dari skrining prakonsepsi ini untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan komplikasi dalam kehamilan hingga persalinan,” jelasnya.
Ermalita menambahkan, upaya meningkatkan status kesehatan perempuan harus dilaksanakan sejak remaja, dewasa, muda, dan saat menjadi calon pengantin. []