Menelusuri Tapak Kaki Raksasa di Kota Naga

Objek wisata Tapak Tuan Tapa di Aceh Selatan. (Foto: Yurisman/Theacehpost.com)

Theacehpost.com | TAPAKTUAN – Destinasi wisata Tapak Tuan Tapa yang terletak di Gampong Pasar, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, mengandung kisah menarik.

banner 72x960

Bahkan, objek wisata sejarah yang terletak satu kilometer dari pusat kota itu turut menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pasalnya, jejak Tapak Tuan Tapa  berupa tapak kaki raksasa selebar 80 sentimeter dan panjang dua meter itu, terletak di bibir pantai, di deretan Gunung Lampu.

Destinasi tersebut diyakini warga sekitar merupakan jejak tersohor raksasa Tuan Tapa, hingga kini diabadikan menjadi nama ibukota Aceh Selatan.

Pengelola objek wisata Tapak Tuan Tapa, Andris K mengatakan, wisata ini sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun asing.

Biasanya, kata dia, destinasi andalan di daerah berjuluk ‘Kota Naga’ itu kerap dijadikan sebagai lokasi swafoto oleh warga setempat, berlatar belakang tapak kaki raksasa.

“Pengunjung ramai ke sini, mereka foto-foto. Kemudian, ada juga yang menanyakan ke saya tentang kisah legenda Tapak Tuan Tapa,” kata Adris kepada Theacehpost.com di Tapaktuan, Jumat, 26 November 2021.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdawis) Tapak Tuan Tapa itu juga menceritakan singkat terkait Tapak Tuan Tapa. Sebagian masyarakat Aceh Selatan mempercayai legenda tersebut.

Legenda Tapak Tuan Tapa

Adris berkisah, zaman dahulu, hidup sepasang naga. Terus naga itu mendapat seorang putri yang hanyut di lautan. Lalu naga ini mempelihara putri raja tersebut di Gunung Alur Naga yang berlokasi di Gampong Batu Itam, Kecamatan Tapaktuan.

Setelah putri raja tersebut dewasa, sang putri bermain di pinggir laut dan melihat kapal menuju ke arahnya. Ternyata kapal tersebut mencari putri yang sudah lama hilang. Kapal tersebut ternyata diutus oleh sang raja yaitu orang tuanya.

Setelah kapal tersebut menghampiri sang putri dan nakhoda mengajak sang putri ke negerinya, sang putri menyetujuinya dan belayar ke negerinya.

Sementara itu, melihat sang putri dibawa oleh kapal tersebut, sang naga mengamuk dan mengejar kapal tersebut. Alhasil, terjadilah perperangan.

Melihat kejadian tersebut, ia bangkit dari pertapaannya. Tuan Tapa marah dan melompat ke laut, sehingga tapaknya meninggalkan jejak seperti yang kita lihat selama ini.

Selain itu, konon, Tuan Tapa juga memukul naga jantan dengan tongkatnya.  Warga setempat juga menyakini, tongkat sang legenda menjadi batu di dasar laut dan berada tak jauh dari jejak kaki Tuan Tapa.

“Naga betina lari ke Cina, sementara yang jantan lari dengan berlumuran darah, sehingga diyakini Desa Batu Merah itu adalah darah si naga jantan dan hatinya tercecer di Desa Batu Itam, Kecamatan Tapaktuan,” ucap Adris.

“Sambil berlari kesakitan sang naga jantan menabrak sebuah pulau yang terletak di Bakongan yang kini bernama Pulau Dua. Ia kabur sampai ke Kepulauan Singkil. Di sana, ia mengobrak-abrik pulau sambil kesakitan hingga lahir nama Pulau Banyak,” lanjutnya.

Sementara itu, kapal yang membawa putri tersebut terdampar di Desa Gunong Cut dan sekarang menjadi tempat wisata Batu Berlayar. Konon, sang legenda kabarnya membunuh sang naga jantan.

“Sampai sekarang legenga tersebut hanya meninggalkan jejak,” ungkapnya.

Pegiat Wisata Aceh Selatan, Ismed,. (Foto: Dokpri)

Wisata Populer

Pegiat Wisata Aceh Selatan, Ismed, menuturkan objek Tapak Tuan Tapa adalah destinasi wisata tertua di Aceh Selatan. Kendati demikian, fasilitas yang terdapat di objek wisata tersebut perlu ditambahkan lagi.

“Yang berkunjung ke wisata itu selalu ramain. Kita harap semoga segera dibangun fasilitas pendukung lainnya di lokasi objek wisata Tapak Tuan Tapa, agar wisatawan nyaman saat berlibur Tapak Tuan Tapa,” kata Ismed kepada Theacehpost.com.

Menurutnya, destinasi wisata tersebut salah satu peyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh Selatan rutin setiap tahunnya.

“Apalagi, objek wisata anjungan Tapak Tuan Tapa juga masuk nominasi API Award 2021. Jadi, kita harap kepada pemerintah membangun fasilitas pendukung lainnya guna menambah daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara,” pintanya.

Landmark I Love Tapaktuan. (Foto: Yurisman/Theacehpost.com)

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Selatan, Safril, menjelaskan objek wisata tersebut bakal direvitalisasi pada tahun depan.

“Pengembangan objek wisata tahun 2022 dari DOKA Rp 1 miliar, kita akan fokus pembangunan tangga dan jalan di objek wisata Tapak Tuan Tapa,” ujar Safril saat dikonfirmasi Theacehpost.com, Jumat, 27 November 2021. (adv)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *