Tidak Ada Anggaran, 3 Kabupaten Gagal Ikut MQK Tahun 2021

Penutupan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK- II) tahun 2021 yang bertempat di Gedung Aula Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh pada 16 Oktober 2021. (Raja Baginda/Theacehpost.com)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK- II) tahun 2021 yang bertempat di Gedung Aula Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh, resmi berakhir Sabtu malam, 16 Oktober 2021.

banner 72x960

Dalam tahun ini kafilah Subulussalam berhasil meraih juara umum. Namun terdapat tiga kabupaten yang tidak mengirimkan pesertanya ke ajang dua tahunan ini, yakni Kabupaten Pidie Jaya, Simeulue dan Gayo lues.

Gagalnya Pidie Jaya ikut dalam perlombaan beberapa cabang di ajang membaca dan menelaah kitab kuning itu, mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk warganet.

Diketahui, kegagalan Pidie Jaya mengirim pesertanya dalam MQK tahun 2021 ini lantaran tidak adanya ploting anggaran untuk perlombaan ini.

Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Pidie Jaya, Agus Salim. Kepada Theacehpost.com, Jumat 15 Oktober 2021, dirinya meminta maaf karena daerahnya gagal mengikuti MQK tahun ini karena keterbatasan dana.

Pihaknya juga mengaku telah menempuh segala cara agar anggaran untuk ikut perlombaan MQK tahun 2021 dapat diakomodir oleh Pemkab Pidie Jaya. Meski sempat disetujui di awal, namun penganggaran itu akhirnya dibatalkan.

“Kami dari dinas sudah menempuh cara, mulai dari bapak asisten sampai ke Sekda, memang waktu saat Pak Sekda sudah meng-acc, namun dalam perjalanan sudah tidak tercover lagi dikarenakan defisit anggaran pada Pemkab. Makanya kami tidak tau harus katakan apa,” pungkasnya.

Pemerintah Kabupaten Simeulue mengatakan hal serupa. Kepala Dinas Pendidikan Dayah Simeulue, Hasbi Endra kepada Theacehpost.com Minggu 16 Oktober 2021 menjelaskan, masalah lainnya terkait dengan kepesertaan.

“Kita sudah menawarkan 10 cabang untuk lomba baca kitab kuning. Namun belum ada dari pesantren yang mewakili untuk ikut lomba baca kita kuning,” kata Hasbi.

Ia juga meminta maaf karena Simeulue tidak mengirimkan peserta MQK tahun ini. “Karena keterbatasan dana, kami menunggu perubahan APBD, sehingga biaya diperlukan untuk kontribusi kita belum ada,” pungkasnya.

“Jadi setelah dikonfirmasi hanya dua orang peserta yang mau ikut, karena pesertanya sangat minim sekali, Simeulue memilih tidak ikut dalam tahun ini,” ujarnya lagi.

Ia menjanjikan tahun depan Pemerintah Simeulue akan mematangkan persiapan untuk ajang ini.

“Termasuk minimnya peserta juga lantaran ada yang menolak untuk di-swab karena diketahui salah satu persyaratannya harus menjalani tes antigen atau swab. Nah, keluarga peserta tidak mengizinkan anaknya untuk ikut melakukan swab,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *