Bantah Bunuh Karakter Mualem, Syakya Sebut Shaleh Seorang Pecundang
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Juru Bicara (Jubir) Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi, Syakya Meirizal, membantah secara tegas tuduhan berusaha bunuh karakter Muzakir Manaf alias Mualem yang disampaikan oleh Muhammad Shaleh selaku Jubir Mualem-Dek Fadh.
“Pernyataan saya yang sebelumnya meminta Mualem mundur dari jabatan Wakil Wali Nanggroe dan Dewas BPMA sama sekali bukanlah bentuk pembunuhan karakter. Karena kedua jabatan tersebut digaji dengan uang rakyat atau uang negara. Setiap pejabat yang dibiayai dengan uang rakyat berhak disorot oleh publik, karena itu bukan ranah privasi,” ujar Syakya dalam siaran pers yang diterima Theacehpost.com, Banda Aceh, Minggu (3/11/2024).
Menurut Syakya, tudingan bahwa dirinya melakukan usaha pembunuhan karakter terhadap Mualem makin menunjukkan kedunguan dan lemahnya pemahaman seorang Muhammad Shaleh dalam mendefinisikan sebuah diksi.
“Character assassination atau pembunuhan karakter adalah upaya untuk merusak reputasi seseorang dengan pernyataan yang memanipulasi fakta dan mengarah ke fitnah. Sementara pernyataan saya terkait dua jabatan Mualem di pemerintahan jelas-jelas sebuah informasi yang faktual. Lalu dimana letak pembunuhan karakternya?” tanya Syakya.
“Track record Shaleh sendiri sebagai penulis artikel “Hasan Tiro Pembual Besar” justru menunjukkan bahwa dialah sesungguhnya orang yang gemar melakukan pembunuhan karakter terhadap orang lain. Melalui artikelnya Shaleh mendiskreditkan Hasan Tiro dengan berbagai hinaan, cacian dan tuduhan,” tambahnya.
Di sisi lain, Syakya juga mengaku heran bahwa orang yang menurutnya telah membunuh karakter almarhum Wali dengan berbagai lakap negatif kenapa bisa ditunjuk sebagai Jubirnya Mualem.
“Bukankah Mualem dan pendukungnya anak ideologis Wali Hasan Tiro?” ujar Syakya mempertanyakan.
“Saya tau Shaleh sedang menggiring opini untuk memancing kemarahan para pendukung Mualem kepada saya. Penulis artikel ‘Hasan Tiro Pembual Besar’ itu sengaja memprovokasi mereka agar bereaksi. Mungkin dia berharap akan ada aksi bully atau persekusi terhadap saya. Bagi saya kutu loncat alias petualang politik yang gemar pindah partai seperti Shaleh ini tidak lebih hanya seorang pecundang. Karena itu dia tidak berani berhadap-hadapan secara langsung dengan saya. Makanya dia coba provokasi orang lain,” pungkasnya. (Akhyar)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp