Cerita Dibalik Duetnya Pasangan Musannif-Sanusi di Pilkada Aceh Besar 2024

Paslon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Besar, Tgk H Musannif dan Ir H Sanusi Hasyim. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Jantho – Banyak orang masih belum mengetahui cerita awal dibalik terbentuknya duet pasangan Tgk H Musannif dan Ir H Sanusi Hasyim sebagai Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Aceh Besar di Pilkada 2024.

banner 72x960

Kisah awal pertemuan keduanya hingga merasa cocok dan memutuskan maju Pilkada 2024 akhirnya terungkap dalam sebuah acara kekeluargaan bersama Tim Pemenangan Pasangan Musannif Bersama Sanusi (MBS) di Dayah Darul Ihsan Krueng Kalee, Gampong Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Selasa (24/9/2024).

Tgk Musannif bercerita, pada suatu malam, jauh sebelum Pasangan MBS terbentuk, dirinya sedang duduk di sebuah warung kopi bersama dua orang kenalannya.

Kedua kenalannya itu menawarkan, jika Musannif belum ada calon wakil untuk mendampinginya di Pilkada, mereka bersedia mengenalkan seseorang yang mereka nilai kompeten mendampingi Musannif kala memerintah Aceh Besar jika menang Pilkada nanti.

Musannif yang tertarik dengan pembahasan itu lantas menanyakan siapa orangnya. Keduanya kemudian menyebutkan nama Ir H Sanusi Hasyim.

Mendengar nama Sanusi Hasyim disebut, Musannif mengakui tidak mengenal orangnya. Musannif meminta agar dirinya dan Sanusi Hasyim bisa dipertemukan.

Untuk diketahui, Sanusi Hasyim merupakan putra kelahiran Aceh Besar yang merantau dan berkarier di Jakarta. Sanusi meniti karier selama hampir 30 tahun lebih dalam perantauan dan berhasil menangani perusahaan pada level nasional atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Waskita Karya.

Singkat cerita, Sanusi Hasyim yang saat itu tidak mengetahui dirinya sedang diincar untuk menjadi Calon Bupati Aceh Besar mendapat panggilan masuk dari Musannif.

Dalam telepon tersebut, Musannif meyakinkan Sanusi agar mau pulang kampung membawa perubahan di Aceh Besar.

Dari pembicaraan di telepon, Sanusi menyadari ada mental kepemimpinan dalam diri Musannif. Bagi Sanusi, upaya untuk meyakinkan dirinya pulang kampung membawa perubahan di Aceh Besar terkesan seperti sebuah instruksi yang datang langsung dari seorang pemimpin, bukan negosiasi.

Sanusi yang kaget lantas balik bertanya.

“Kenapa harus saya, padahal kan ada orang-orang lain selain saya?” tanya Sanusi.

“Itu bukan pertanyaan untuk dijawab, pokoknya Anda harus pulang ke Aceh, Anda harus berbuat untuk Aceh Besar,” balas Musannif.

“Terus bagaimana caranya, bagaimana jika kepulangan saya tidak diinginkan oleh masyarakat Aceh Besar?” tanya Sanusi lagi.

“Coba pasang baliho dulu sekali di Aceh Besar dan Banda Aceh, kita tes pasang sekali,” jelas Musannif.

Rupanya baliho Sanusi Hasyim mendapat respons yang luar biasa dari kalangan partai politik yang ada di Aceh Besar dan Banda Aceh. Banyak ketua umum partai menelepon Sanusi Hasyim untuk minta jadwal bertemu. Saat itu Sanusi Hasyim masih berada di Jakarta.

Ketika tiba waktunya bagi Sanusi Hasyim pulang kampung, orang yang pertama sekali dijumpai Sanusi adalah Tgk Musannif.

Pertemuan itu terjadi di sebuah warung kopi di kawasan Lambhuk, Banda Aceh, beberapa waktu setelah Hari Raya Idul Fitri 1445 H berlangsung.

Pertemuan ini adalah kali pertama keduanya bertemu secara tatap muka. Sebelumnya Musannif dan Sanusi Hasyim hanya berkomunikasi lewat telepon.

Ketika Sanusi tiba di warung kopi tersebut, rupanya Musannif sudah sampai duluan dan sedang melaksanakan ibadah salat di sebuah balai musala.

Sanusi menunggu di meja warung kopi menunggu Musannif menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Begitu Musannif selesai salat dan menyapa Sanusi, keduanya kemudian berbincang dengan cukup hangat dan lama.

Seiring dengan perbincangan itu, muncul benih-benih kecocokan antar keduanya karena masing-masing dari kedua tokoh itu merasa sefrekuensi dan sehaluan arah melihat tantangan Aceh Besar ke depan.

Seusai pertemuan dengan Musannif, Sanusi juga sempat bertemu dengan ketua partai politik yang ada. Dari mereka juga diperkenalkan sosok Calon Bupati Aceh Besar jagoan mereka masing-masing, namun Sanusi Hasyim merasa telah cocok dengan Tgk Musannif pada pertemuan pertama.

PKB rupanya juga merestui duet pasangan Musannif dan Sanusi di Aceh Besar, sehingga tersiar kabar bahwa PKB mengumumkan akan mencalonkan Tgk H Musannif dan Ir H Sanusi Hasyim sebagai Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati Aceh Besar 2024.

Singkat cerita, Sanusi Hasyim kemudian kembali ke Jakarta untuk memberitahukan informasi besar itu ke orangtuanya. Tanggapan dari orangtuanya itu rupanya membuat Sanusi kaget, karena Sanusi tidak diperkenankan untuk menjadi calon wakil bupati.

Orangtua Sanusi saat itu memiliki alasan tersendiri. Menurutnya, calon wakil bupati itu hanya dibutuhkan untuk mendulang suara, sementara ketika sudah terpilih dan pemerintahan sudah berjalan, wakil bupati itu malah akan ditinggalkan.

Setelah mendapati hal itu dari orangtuanya, Sanusi Hasyim kemudian melaporkan hal tersebut ke Musannif.

Sanusi menyampaikan bahwa dirinya tidak jadi berpasangan dengan Musannif sebagai Calon Wakil Bupati Aceh Besar.

Kendati demikian, Sanusi menyatakan berkomitmen akan bersama Musannif, dan akan setia berada di samping Musannif ketika dibutuhkan.

Komitmen itu Sanusi sampaikan karena dirinya meyakini Musannif memang sosok yang layak memimpin Aceh Besar ke depan.

Setelah peristiwa itu terjadi, beberapa waktu pun berlalu. Musannif bersama rekan-rekannya rupanya mencoba merayu Sanusi Hasyim sekali lagi. Musannif datang langsung ke Jakarta untuk menjemput Sanusi Hasyim pulang ke Aceh Besar.

“Pak Sanusi, Anda jangan enak-enak saja di Jakarta. Anda harus peduli dengan masyarakat Aceh Besar. Anda harus berbuat untuk masyarakat Aceh Besar,” kata Musannif.

“Bukan begitu Pak Musannif, orangtua saya tidak mengizinkan. Jika memang Pak Musannif mau saya jadi wakil bapak, bapak harus bisa menjelaskan ke orangtua saya,” imbuh Sanusi.

“Oke, besok saya akan datang bertemu langsung dengan orangtua bapak,” balas Musannif.

Pada keesokan harinya, Musannif bertemu langsung dengan orangtua Sanusi Hasyim. Musannif menceritakan situasi yang sedang dihadapi Aceh Besar, menjelaskan begitu rapuhnya masyarakat tanpa kehadiran sosok pemimpin yang bisa membawa angin perubahan bagi Aceh Besar.

Musannif juga meminta restu kepada orangtua Sanusi Hasyim agar mengizinkan anak laki-lakinya itu untuk berbakti kepada masyarakat Aceh Besar.

“Jika saya direstui bersama Pak Sanusi, maka kepemimpinan kami dwi tunggal,” kata Musannif meyakinkan orangtua Sanusi.

Orangtua Sanusi yang melihat ada keteguhan hati dalam diri Musannif pada akhirnya merestui anaknya kembali pulang ke Aceh Besar. Akhirnya Sanusi Hasyim diperkenankan oleh orangtuanya untuk berpasangan dengan Musannif di Pilkada Aceh Besar.

Setelah mendapat restu itu, akhirnya tidak ada lagi keraguan diantara keduanya. Musannif dan Sanusi memantapkan langkah untuk berjihad politik di Aceh Besar, berjuang membawa perubahan untuk dapat dirasakan oleh semua masyarakat di Aceh Besar. (Akhyar)

Komentar Facebook